22 September 2012

Jangan bersifat pemarah

Insyaallah kita boleh merasa bahagia dan tenang dengan mengelakkan diri dari perasaan marah dalam apa jua keadaan. Apabila seseorang marah kepada orang lain dengan kata-kata dan perbuatan ia pasti memberi kesan negatif kepada orang yang dimarah disamping orang yang marah itu sendiri akan merasa tertekan walaupun marahnya telah dilepaskan kepada orang lain.
Itulah hikmah mengapa Rasulullah saw melarang dari marah. Terkadang ada diantara kita marah dengan alasan agama sedangkan kita disuruh untuk mengutamakan kebaikan akhlak bukan kekasaran.
Firman Allah swt;
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
Maksudnya;Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu berilah kemaafan. mohonlah keampunan untuk mereka dan berbincanglah .” [Ali ‘Imran:159]
ليس الشديدُ بالصُّرعَة قالوا : فمن الشديدُ يا رسول الله ؟ قال : الذي يملكُ نَفْسَه عند الغضب
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Orang kuat itu bukanlah orang yang yang kuat bertarung, Meraka bertaya, siapa yang kuat wahai Rasulullah, Baginda menjawab; orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah.”
Sulaiman bin Shurad ra., ia berkata:
اسْتَبَّ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلَ أَحَدُهُمَا تَحْمَرُّ عَيْنَاهُ وَتَنْتَفِخُ أَوْدَاجُهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَعْرِفُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ عَنْهُ الَّذِي يَجِدُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Suatu ketika dua orang pemuda saling mencaci di hadapan Rasulullah saw. sehingga merah matanya dan urat lehernya membesar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku tahu suatu kalimat yang apabila diucapkan, maka akan hilanglah kemarahan yang didapati yaitu “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”.
Sesiapa banyak bercakap maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya
Jika seseorang marah, hendaklah diam. Kebanyakan penyebab retaknya rumah tangga / keluarga adalah ketika suami/istri marah, mereka tidak diam. Justru melontarkan perkataan yang menyakitkan hati pasangannya. Padahal dengan diam pun pasangan kita tahu kita sedang marah tanpa membuat dia sakit hati karena perkataan kita:
Jika kita marah, maka pahala kita akan diberikan kepada orang yang kita marahi. Jika pahala kita habis, maka dosa orang yang kita marahi dipindahkan Allah ke kita. Inilah orang yang muflis di akhirat. Dia merasa akan masuk surga karena rajin beribadah, tapi dia juga rajin menzalimi dan memarahi orang lain hingga akhirnya masuk neraka:
Apabila ada orang yang mencaci-maki kita berkaitan apa yang ada pada diri kita, janganlah kita marah dan membalas cacian dan makian kerana pahalanya untuk kita dan kecelakaan untuk dia.
Tahukah kamu siapa orang yang muflis? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.” Nabi Saw lalu berkata, ” Sesungguhnya orang yang muflis dari umatku ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu. Di akhirat orang-orang yang disakitinya menuntut dan mengambil pahalanya sebagai tebusan. Bila pahalanya habis sebelum selesai ganti rugi atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka.”
Firman Allah swt;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Maksudnya; Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim [Al Hujuraat:11]
Tips supaya tidak marah:
  • Baca ta’awudz kerana syaitan membisikkan kepada manusia untuk berbuat dosa termasuk marah. Berlindunglah terhadap Allah.
  • Bersabar dan tahan kemarahan.
  • Diam
  • Jika berdiri, duduk.
  • Jika masih marah, berwudhu’
  • Jika terpaksa bicara, beritahu cara yang benar dan hikmah

No comments: