03 October 2012

Hadis Asas

Kitab Bersuci

 
1. Kewajiban bersuci ketika solat

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Solat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima apabila ia berhadas hingga ia berwudu. 

2. Cara wudu' dan kesempurnaannya

• Hadis riwayat Usman bin Affan ra.:

Bahwa Ia (Usman ra.) minta air lalu berwudu. Beliau membasuh kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan mengeluarkan air dari hidung. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, lantas membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, tangan kirinya juga begitu. Setelah itu mengusap kepalanya, kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, begitu juga kaki kirinya. Kemudian berkata: Aku pernah melihat Rasulullah saw. berwudu seperti wuduku ini, lalu beliau bersabda: Barang siapa yang berwudu seperti cara wuduku ini, lalu solat dua rakaat, di mana dalam dua rakaat itu ia tidak berbicara dengan hatinya sendiri, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni. 

3. Keutamaan wudu dan salat sunat wudu

• Hadis riwayat Usman ra.:

Dari Abu Anas bahwa Usman ra. berwudu di kedai dan berkata: Mahukah aku tunjukkan cara wudu Rasulullah saw.? Kemudian ia berwudu tiga kali-tiga kali.

4. Wudu Nabi saw.

• Hadis riwayat Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari ra.:

Dia pernah diminta berwudu seperti wudu Rasulullah saw., Lalu ia minta air sebejana, kemudian menuangkannya pada kedua tangannya dan membasuhnya tiga kali. Setelah itu ia masukkan tangannya lalu mengeluarkannya, berkumur dan menghirup air ke hidung dari satu telapak tangan. Ia mengerjakannya tiga kali. Sesudah itu ia memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh wajahnya tiga kali. Setelah itu memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh kedua tangannya sampai siku masing-masing dua kali. Lalu memasukkan tangan lalu mengeluarkannya, kemudian mengusap kepala. Ia mengusapkan kedua tangannya ke depan lalu ke belakang. Setelah itu membasuh kedua kakinya sampai mata kaki (buku lali), dan berkata: Demikianlah wudu Rasulullah saw.. 

5. Hitungan ganjil dalam hal menghirup air ke hidung dan beristinja dengan batu

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila salah seorang di antara engkau beristinja dengan batu, hendaklah beristinja dengan hitungan ganjil dan apabila berwudu lalu memasukkan air ke hidung, hendaklah mengeluarkannya. 

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila salah seorang di antara engkau bangun tidur, hendaklah mengeluarkan air dari hidungnya (istintsar) tiga kali, karena syaitan itu menginap di batang hidungnya. 

6. Wajib membasuh kedua kaki dengan sempurna

• Hadis riwayat Abdullah bin Umru ra., ia berkata:

Bersama Rasulullah saw. kami kembali dari Mekah menuju Madinah. Ketika kami berada pada sebuah oase di tengah jalan, beberapa orang tergesa-gesa menunaikan solat Asar. Mereka berwudu dengan tergesa-gesa. Lalu kami dekati mereka, tampak tumit mereka tidak terkena air, maka Rasulullah saw. bersabda: Siksa neraka bagi (pemilik) tumit itu. Sempurnakanlah wudu kalian. 

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Nabi saw. melihat seorang lelaki tidak membasuh kedua tumitnya, beliau bersabda: Siksa neraka, bagi para pemilik tumit. 

7. Sunat memperluas basuhan dari yang wajib, seperti membasuh muka lebih luas, tangan, kaki

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Kalian adalah orang-orang yang memiliki cahaya muka, cahaya tangan dan cahaya kaki pada hari kiamat, kerana penyempurnaan wudu. Maka barang siapa di antara kalian yang mampu, hendaklah ia memanjangkan cahaya putih tersebut. 

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. menziarahi kuburan. Beliau berdoa: "Semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepadamu, hai kaum yang mukmin dan kami, insya Allah akan menyusulmu". Aku senang apabila aku dapat bertemu dengan saudara-saudaraku. Para sahabat bertanya: Bukankah kami saudara-saudaramu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Engkau adalah sahabat-sahabatku, sedang saudaraku adalah orang-orang yang belum datang setelahku. Mereka bertanya lagi: Bagaimana engkau dapat mengenal umatmu yang belum datang di masa ini? Beliau bersabda: Tahukah engkau, seandainya ada seorang lelaki memiliki kuda yang bersinar muka, kaki dan tangannya kemudian kuda itu berada di antara kuda-kuda hitam legam, dapatkah ia mengenali kudanya? Mereka menjawab: Tentu saja dapat, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Sesungguhnya umatku akan datang dengan wajah, kaki dan tangan yang bersinar, bekas wudu. Aku mendahului mereka datang ke telaga. Ingat! Beberapa orang akan dihalang-halangi mendatangi telagaku, sebagaimana unta hilang yang dihalang-halangi. Aku berseru kepada mereka: Kemarilah! Lalu dikatakan: Sesungguhnya mereka telah mengganti (ajaranmu) sesudahmu. Aku berkata: Semoga Allah menjauhkan mereka.

8. Siwak

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seandainya aku tidak khawatir akan memberatkan orang-orang beriman (dalam hadis riwayat Zuhair, umatku), niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali akan salat. 

• Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:

Aku mendatangi Nabi saw. sementara ujung siwak berada di mulut beliau. 

• Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:

Apabila Rasulullah saw. bangun untuk melakukan solat tahajjud, beliau menggosok giginya dengan siwak. 

9. Fitrah (Pembawaan/Tabii)

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Dari Nabi saw., beliau bersabda: Fitrah itu ada lima, atau ada lima perkara yang termasuk fitrah; berkhitan; mencukur rambut kemaluan; memotong kuku; mencabut bulu ketiak dan menggunting kumis.

• Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

Dari Nabi saw., beliau bersabda: Potonglah kumis dan panjangkanlah jenggot. 

10. Mencuci dan adab buang air

• Dari Abu Ayyub Al-Anshari ra.:

Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila engkau ke tandas, janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya ketika kencing atau buang air besar, tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat. 

• Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra. bahwa ia berkata:

Banyak orang berkata: Apabila engkau duduk buang hajatmu, janganlah menghadap kiblat atau Baitulmakdis. Abdullah berkata: Aku pernah naik ke loteng rumah, aku melihat Rasulullah saw. duduk berjongkok buang hajat di atas dua buah batu dengan menghadap ke Baitulmakdis. 

11. Larangan beristinja dengan tangan kanan

• Hadis riwayat Abdullah bin Abu Qatadah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang di antara kalian memegang kemaluannya dengan tangan kanan saat kencing. Jangan beristinja dengan tangan kanan. Dan janganlah bernafas dalam wadah (minuman). 


12. Menggunakan tangan kanan dalam bersuci atau lainnya

• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. suka memulai dengan yang kanan saat bersuci, menyisir rambut dan memakai sandal.

13. Beristinja dengan air dari buang hajat

• Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:

Bahwa Rasulullah saw. pernah memasuki kebun, diikuti seorang anak muda yang membawa kendi, ia paling muda di antara kami, lalu anak muda itu meletakkan kendinya dekat pohon bidara. Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan hajat beliau menemui kami lagi. Tadi beliau beristinja dengan air. 

14. Mengusap sepasang khuf (sepatu kulit)

• Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra.:

Dari Hammam, ia berkata: Jarir pernah buang air kecil, kemudian berwudu dan mengusap sepasang khufnya. Lalu ia ditanya: Engkau melakukan hal itu? Dia menjawab: Ya, aku pernah melihat Rasulullah saw. buang air kecil, kemudian berwudu dan mengusap sepasang khuf beliau. 

• Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:

Aku pernah bersama Nabi saw. tiba di suatu tempat pembuangan sampah milik suatu kaum. Beliau kencing dengan berdiri, lalu aku menjauh. Beliau bersabda: Mendekatlah, maka aku mendekat sampai berdiri di dekat tumit beliau. Kemudian beliau berwudu dan mengusap sepasang khuf beliau.

• Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra.:

Dari Rasulullah saw. bahwa beliau keluar untuk buang hajat dan Mughirah mengikutinya dengan membawa sekantung air. Setelah Nabi selesai ia menuangkan airnya. Beliau berwudu dan mengusap kedua khuf beliau.

15. Orang yang akan wudu makruh mencelupkan tangannya yang diragukan kenajisannya ke dalam wadah (air) sebelum dibasuh tiga kali

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Nabi saw. pernah bersabda: Apabila salah seorang di antara engkau bangun tidur, janganlah mencelupkan tangannya ke dalam bejana air sebelum membasuhnya tiga kali, karena ia tidak tahu dimanakah tangannya menginap.

16. Hukum jilatan anjing

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Apabila anjing minum (dengan ujung lidahnya) dalam wadah milik salah seorang di antara kalian, hendaklah ia membuang airnya kemudian membasuh wadah itu tujuh kali. 

17. Larangan kencing pada air tenang

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Dari Nabi saw., beliau bersabda: Janganlah salah seorang di antara kalian kencing dalam air yang diam tenang lalu mandi dengan air tersebut. 

18. Wajib membasuh air kencing dan najis-najis lain yang ada di masjid dan bahwa tanah dapat disucikan dengan air tanpa harus menggalinya

• Hadis riwayat Anas ra.:

Bahwa seorang badui kencing di mesjid, lalu sebagian sahabat menghampirinya. Rasulullah saw. bersabda: Biarkan, jangan engkau hentikan. Anas berkata: Ketika orang itu telah selesai, Nabi saw. meminta seember air, lalu menyiramkannya pada tempat kencing itu. 

19. Hukum air kencing bayi yang masih menyusu dan cara membasuhnya

• Hadis riwayat Aisyah istri Nabi ra.:

Bahwa Nabi saw. pernah didatangi orang-orang yang membawa beberapa bayi, kemudian beliau mendoakan dan menyuapi mereka. Lalu seorang anak kencing dan mengenai beliau. Lantas beliau meminta air dan menuangkannya pada air kencing tadi dan tidak mencucinya. 

• Hadis riwayat Ummu Qais binti Mihshan ra.:

Bahwa ia datang kepada Rasulullah saw. dengan membawa putranya yang belum pernah makan makanan, kemudian meletakkannya di pangkuan beliau, lalu bayi tersebut kencing. Beliau hanya menyiramnya dengan air. 

20. Hukum mani (sperma)

• Hadis riwayat Aisyah ra.:

Dari Alqamah bahwa seseorang datang kepada Aisyah, kemudian Aisyah berkata: Seandainya engkau melihat mani, maka engkau cukup mencuci tempatnya saja, kalau engkau tidak melihatnya, engkau siram air di sekitarnya. Aku pernah mengerik mani pada pakaian Rasulullah saw. dengan sekali kerik, kemudian beliau memakainya untuk salat. 

21. Najisnya darah dan cara membasuhnya

• Hadis riwayat Asma ra., ia berkata:

Seorang wanita datang kepada Nabi saw., ia berkata: Salah seorang di antara kami, pakaiannya terkena darah haid. Apa yang harus dilakukannya? Beliau bersabda: Mengerik darah itu, lalu menggosoknya dengan air, kemudian dibasuh. Setelah itu ia boleh salat dengan pakaian tersebut.

22. Dalil najisnya air kencing dan kewajiban membersihkannya

• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:

Rasulullah saw. pernah melewati dua buah kubur, lalu beliau bersabda: Ingat, sesungguhnya dua mayit ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena ia dahulu suka mengadu domba, sedang yang lainnya disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya. Kemudian beliau meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering.

02 October 2012

Hadis Qudsi

Takrif Hadis Al-Qudsi
Hadis Al-Qudsi adalah hadis yang diriwayatkan oleh Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam daripada Allah Azza wa Jalla kadangkala dengan perantaraan Jibril 'alaihi salam, kadangkala dengan perantaraan wahyu atau ilham atau mimpi. Lafaz hadis ini terpulang kepada Rasulullah saw untuk mengucapkannya.

Tiada perbezaan mahupun percanggahan antara hadis Al-Qudsi dengan hadis An-Nabawi melainkan pada isnadnya terus kepada Allah Subhana wa Ta'ala.


Peranan Hadis Qudsi

Biasanya hadis Al-Qudsi lebih tertumpu ke arah pembinaan dan pembentukan jiwa insani yang lurus, iaitu menyeru kepada kebaikan, kelebihan dan akhlak-akhlak mulia, memandu nafsu agar mencintai Allah yang Maha Agung dan berusaha memperoleh keredhaan-Nya.

Semua hadis ini diambil dari kitab Mustika Hadis-Hadis Al-Qudsi Sahih karangan ‘Isomuddin bin Sayyid Abdul Robbuni Al-Soobaathi. Hadis di dalam kitab ini tidak diubah sedikit pun,
kecuali bahagian penjelasan dan pengajaran, telah diringkaskan dan ditambah sedikit dari segi perkataan dan contoh-contoh tanpa menyalahi maksud sebenar dari kitab. Wallahu’alam.

PERINGATAN : Firman Allah SWT mengenai ayat-ayat Al-Quran dilabelkan dengan warna
biru, manakala firman Allah SWT dalam lafaz hadis berwarna hitam supaya tidak terkeliru.


Amaran Terhadap Perbuatan Syirik dan Kelebihan Tauhid

1. Dari Anas r.a :
Rasulullah saw bersabda, "Allah Ta'ala berfirman kepada orang yang menerima azab yang paling ringan pada hari kiamat; 'Jika kamu mempunyai sesuatu di atas permukaan bumi sebagai tebusan, adakah kamu menebus azab ini dengannya?' Orang itu pun menjawab, 'Ya'.

Allah Ta'ala pun berfirman, 'Aku menghendaki darimu agar melakukan sesuatu yang lebih mudah dari ini sewaktu kamu berada di dalam tulang sulbi Adam (iaitu) agar kamu tidak mempersekutukan sesuatu dengan-Ku, namun kamu telah ingkar (enggan) melakukannya, melainkan kamu telah mempersekutukan Daku." (Sahih, Al-Bukhari dan seumpamanya oleh Imam Ahmad) [001]


Penjelasan dan Pengajaran :

a.
Sesuatu yang dikehendaki Allah SWT yang lebih mudah iaitu iman. Iman bermaksud melafazkan kalimah tauhid dengan lidah (lisan), meyakini dengan sepenuh hati dan melaksanakannya dengan fizikal atau anggota badan (beramal).

b.
Syirik bermaksud mempersekutukan Allah SWT dengan sesuatu yang lain seperti menyembah berhala, memuja kubur, menganggap Nabi Isa a.s sebagai anak tuhan dan sebagainya. Syirik juga boleh membawa makna terdapat kuasa lain yang lebih berkuasa dari kekuasaan Allah SWT, seperti percaya pada tangkal dan lain-lain.

c.
Syirik boleh juga terjadi melalui perkataan atau percakapan kita sehari-hari seperti “Kejayaan aku hari ini adalah kerana usaha aku!”, sama seperti percakapan Qarun dalam Surah Al-Qasas [28] : 78, contoh dua: “Jika tiada ubat ini, tentulah aku mati,” dan yang seumpama dengannya.

d.
Rujuk Surah Al-A’raaf [7] : 172, perihal janji manusia kepada Allah SWT sebelum dilahirkan.

2. Dari Anas r.a :
Nabi saw bersabda, “Seorang kafir akan ditampilkan ke muka (pengadilan) pada hari kiamat, lalu dikatakan kepadanya; ‘Apa pandangan kamu sekiranya kamu mempunyai emas sepenuh bumi, adakah kamu akan menggunakannya sebagai tebusan (untuk menggantikan azab yang kamu rasai)?” Si kafir itupun berkata, ‘Ya.’

Sabda Rasulullah saw, “Maka dikatakan kepada si kafir itu, ‘Sesungguhnya Aku telah meminta dari kamu suatu yang lebih mudah dari sedemikian itu.’ Yang sedemikian itu adalah
Firman Allah Azza wa Jalla (maksudnya) : Sesungguhnya orang-orang kafir dan mati sedangkan mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang dari mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu.......” (Surah Ali Imran [3] : 91) [003] (Sahih, Imam Ahmad. Hadis di dalam kitab Kanzul Ummal - Al-Hindi)

Penjelasan dan Pengajaran :

a.
Iman dan tauhid itu menjadi tempat perlindungan dari azab Allah SWT di alam akhirat. Pemahaman yang benar mengenai tauhid dan iman wajib dipelajari oleh segenap orang yang mengaku beragama Islam.

b.
Tiada azab yang paling pedih dan dahsyat melainkan azab ‘Khulud’, iaitu tinggal kekal dalam neraka selama-lamanya.

c.
Jika ada orang-orang munafik dan kafir bertanya, “Adilkah Allah SWT menyiksa orang-orang kafir dalam neraka untuk selamanya, walhal mereka hanya hidup selama beberapa tahun di dunia?” Jawablah, sekiranya mereka diberi kehidupan seribu tahunpun mereka tetap tidak berniat untuk beriman kepada Allah SWT kerana hati dan mata mereka buta pada kebenaran. Sesungguhnya Allah yang Maha Mengetahui. (Rujuk Surah Al-An’aam [6] : 28)

3. Dari Abu Hurairah r.a :
Nabi saw bersabda, “(Nabi) Ibrahim bertemu dengan bapanya Aazar pada hari kiamat. Pada muka Aazar terdapat tanda-tanda legam bagaikan terkena asap (akibat ketakutan terhadap kedahsyatan hari kiamat tersebut) dan dicemari dengan debu. Lalu Ibrahim berkata kepadanya, ‘Tidakkah aku telah memberitahumu agar jangan mengingkari daku (seruan dakwahku)?’

Bapanya pun menjawab, ‘Maka pada hari ini aku tidak akan mengingkari kamu.’ Ibrahim pun berkata padanya, ‘Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah berjanji denganku agar tidak menghinakan daku pada hari di mana semua manusia dibangkitkan (dari kubur masing-masing), maka apakah kehinaan yang lebih dahsyat dari kehinaan yang menimpa bapaku yang terjauh dari rahmat (syurga)Mu?’

Allah Azza wa Jalla berfirman : ‘Sesungguhnya aku mengharamkan syurga itu ke atas orang-orang kafir.’ Kemudian dikatakan kepada Ibrahim, ‘Wahai Ibrahim, apakah yang berada di bawah kedua kakimu?’

Lalu Ibrahim pun melihat ke bawah kedua-dua kakinya dan beliau mendapati seekor serigala hutan yang diselaputi oleh tanah berlumpur. Kemudian serigala itu ditangkap dengan dipegang kakinya lalu dicampakkan ke dalam api neraka.” [004] (Sahih, Al-Bukhari dan seumpamanya dikeluarkan oleh Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak dan diringkaskan oleh Al-Bukhari. Dikeluarkan oleh An-Nasa’i di dalam kitab sunannya (As-Sunan Al-Kubra), seperti yang dikatakan oleh Al-Mazzi di dalam kitab Tuhfatul Asyraf)


Penjelasan dan Pengajaran :

a.
Hadis menjelaskan secara mendalam mengenai orang yang ingkar kepada Allah SWT pada hari kiamat. Kata-kata Nabi Ibrahim a.s pada bapanya bukanlah cercaan, tetapi seolah-olah menyesali sikap bapanya yang enggan menerima dakwahnya.

b.
Keimanan pada hari kiamat adalah tidak bermanfaat kerana tidak beriman ketika hidup di dunia. Marilah kita beriman dengan sebenar-benar iman sebelum terlambat.

c.
Bapa tidak dapat memberi manfaat, anak juga tidak dapat memberi manfaat kecuali Allah SWT menghendaki atau diizinkan oleh-Nya.

d.
Pertukaran Aazar kepada seekor serigala hutan oleh Allah SWT, sehingga Nabi Ibrahim a.s tidak mengenalinya. Inilah hakikat hari kiamat, hubungan kekeluargaan tidak mempunyai erti apa-apa, yang tinggal hanya keimanan yang diadili pada hari kiamat.

Hanya Amalan yang Ikhlas Diterima Oleh Allah SWT
– (Golongan Manusia yang Pertama Dihisab di Hari Penghisaban)

5. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Manusia yang awal-awal akan diadili pada hari kiamat adalah seorang lelaki yang telah mati syahid. Lalu lelaki itu dibawa ke muka (pengadilan-pent).

Allah SWT telah memperingatkan kepadanya segala nikmat yang telah dikurniakan-Nya kepadanya, lantaran itu, lelaki itupun mengakui akan segala nikmat kurniaan Allah SWT tersebut.


(i). Allah SWT bertanya kepadanya (sedangkan Dia Maha Mengetahui): ‘Maka apakah yang telah dikau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Lelaki itupun menjawab: ‘Aku berperang kerana-Mu sehinggalah aku mati mati syahid.’Allah SWT berfirman: ‘Kamu berdusta. Akan tetapi kamu berperang supaya kamu dipanggil seorang yang berani. Oleh yang demikian, sesungguhnya kamu telah telahpun dipanggil sedemikian.’


Kemudian Allah SWt memerintahkan agar lelaki itu dicampakkan ke dalam api neraka, lalu beliaupun ditarik dengan mukanya ke bawah hinggalah dicampakkan ke dalam api neraka.


(ii). Dan seorang lelaki yang mempelajari ilmu (agama) dan mengajarkannya. Beliau juga membaca Al-Quran (ataupun seorang yang mahir dalam pembacaan Al-Quran). Lelaki itupun dibawa menghadap Allah SWT.


Allah SWT memperingatkan segala nikmat yang diberikan kepadanya. Lelaki itu mengakui akan penerimaan semua nikmat tersebut. Allah SWT berfirman kepadanya : ‘Oleh itu, apakah yang telah kamu lakukan dengannya?’ Lelaki itupun menjawab : ‘Aku telah mempelajari ilmu dan mengajarkannya (kepada orang lain). Aku telah membaca Al-Quran semata-mata kerana-Mu.’


Allah SWT berfirman kepadanya : ‘Kamu berdusta. Akan tetapi kamu telah mempelajari ilmu supaya kamu dipanggil sebagai seorang ‘alim dan kamu telah membaca Al-Quran supaya dipanggil seorang qari. Sesungguhnya kamu telahpun dipanggil sedemikian.


Kemudian Allah SWT telah memerintahkan kepada malaikat agar lelaki itu dibawa pergi dan diheret dengan mukanya ke bawah hinggalah beliau dicampakkan ke dalam api neraka.


(iii). Begitu juga seorang lelaki yang telah diperluaskan oleh Allah SWT untuknya segala jenis harta kesemuanya. Lelaki itu pun dihadapkan ke muka. Allah SWt memperingatkan segala nikmat yang telah dikurniakan-Nya kepada lelaki tersebut lalu lelaki itu mengakuinya.


Allah berfirman kepada lelaki itu : ‘Maka apakah yang telah kamu lakukan dengan kesemua harta itu?’ Lelaki itu menjawab : ‘Tidaklah aku tinggalkan walaupun satu jalan yang disukai agar dibelanjakan harta untuknya melainkan aku telah membelanjakan hartaku semata-mata kerana-Mu.’

Allah berfirman : ‘Kamu berdusta. Akan tetapi kamu telah melakukan semua itu agar kamu dipanggil seorang dermawan. Sesungguhnya kamu telahpun dipanggil sedemikian.

Kemudian diperintahkan agar lelaki itu dibawa pergi lalu beliau ditarik dengan mukanya ke bawah dan kemudian dicampakkan ke dalam api neraka.” [011] (Sahih, Muslim, Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Hakim)


Penjelasan dan Pengajaran :

a.
Diperjelaskan kepada kita mengenai balasan orang-orang yang tidak ikhlas untuk mendapatkan keredhaan Allah SWT. Mereka berbuat kebaikan demi kepentingan dunia dan diri mereka semata-mata.

b.
Hendaklah melaksanakan ibadah dengan niat kerana Allah SWT dan untuk memperoleh keredhaan-Nya. (Sila rujuk Sahih Bukhari dalam hadis pendahuluan)

c.
Hadis ini perlu dijadikan pengajaran bagi setiap lapisan masyarakat kerana segala nikmat Allah SWT akan ditanya untuk apa kita gunakan di dunia ini, terutama para ilmuwan, hartawan dan mereka yang mendakwa berjihad di jalan Allah SWT. Adakah kita benar-benar mengikut jalan yang ditunjuk oleh Rasulullah saw dan para sahabat?


Syirik - Perkara yang Paling Ditakuti Rasulullah SAW Atas Umatnya

6. Dari Mahmud bin Labid r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya perkara yang paling aku takuti atas kamu adalah syirik asghar (syirik kecil).” Para sahabat bartanya, ‘Ya Rasulullah, apa kah syirik asghar itu?’

Baginda Saw menjawab, “Riya’. Sesungguhnya Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman pada hari semua amalan-amalan diganjari, ‘Pergilah kamu kepada orang-orang yang telah kamu perlihatkan amalan-amalan kamu kepada mereka dan lihatlah samada ada balasan di sisi mereka itu (untuk kamu).” [014] (Sahih, dikeluarkan oleh Ahmad, Al-Baghawi dalam Syarhul As-Sunnah. Kanzul Ummal dan At-Targhib wa Tarhib lil Al-Hafidz Al-Mundziri)


Penjelasan dan Pengajaran :

a.
Amaran terhadap perbuatan riya’ iaitu, orang yang menunjuk-nunjuk amalannya kepada orang lain bagi memperoleh maksud tertentu, seperti bangga diri - ingin dikenali sebagai orang berilmu kerana amalan yang dilakukan dan lain-lain seumpamanya.

b.
Perkataan ‘syirik kecil’ bukanlah bermakna meringan-ringankan perkara syirik, tetapi cukuplah dengan dosa yang bakal diperoleh oleh si pelaku. Perlu diingat, ini adalah perkara yang paling ditakuti Rasulullah saw ke atas umatnya.

c.
Hari di mana segala rahsia terbongkar dan para pelaku riya’ berasa amat sengsara dan menyesal sekali kerana disuruh meminta pengurniaan pahala daripada orang yang mereka perlihatkan amalan itu.

7. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Allah Azza Jalla berfirman, ‘Hamba-Ku akan berterusan bertanya tentang Daku’ : Allah ini telah menciptakan aku, maka siapakah pula yang menciptakan Allah?” [016] (Sahih Bukhari dan Muslim)

Penjelasan dan Pengajaran :

a.
Apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw benar-benar telah terjadi seperti sebuah hadis di dalam Musnad Imam Ahmad; seorang lelaki dari Iraq telah bertanya pada Abu Hurairah r.a, siapakah yang menciptakan Allah, lalu Abu Hurairah r.a menutup telinganya dan berteriak, “Benarlah Allah dan Rasul-Nya!” kemudian membaca Surah Al-ikhlas.

b. Tambahan Blog :
Telah muncul zaman kita ini, tentang fahaman ‘Scientology’ yang kini menular di Malaysia. Golongan ini mengingkari takdir dan mengatakan setiap yang berlaku ada penjelasan sains tentangnya. Manusia semua bebas tanpa terikat dengan peraturan alam. Moga kita dilindungi oleh Allah yang Maha Penyayang dari tergolong di kalangan mereka ini.

Pagi Seorang Mukmin, Petang Menjadi Kafir

8. Dari Zaid bin Kholid Al-Juhni r.a :
Beliau telah berkata, Rasulullah saw telah bersolat subuh dengan kami di Hudaibiyyah di penghujung malam. Apabila selesai bersolat, baginda berpaling menghadap ke arah orang ramai (para sahabatnya) seraya bersabda, “Adakah kamu sekalian mengetahui apakah yang difirmankan oleh Tuhan kamu?” Mereka menjawab ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’

Rasulullah saw pun bersabda, “Allah berfirman, ‘Berpagi-pagi hamba-hamba-Ku beriman dengan-Ku. Maka adapun orang-orang yang berkata, ‘Kami diberi hujan justeru dengan kurniaan Allah SWT dan rahmat-Nya’, orang yang berkata sedemikian itu adalah orang yang beriman dengan-Ku dan kufur dengan bintang-bintang.


Dan adapun orang yang berkata, ‘Kami diberi hujan disebabkan bintang yang condong ke arah barat ini dan itu’, maka orang yang berkata sedemikian adalah orang yang kufur dengan-Ku dan beriman dengan bintang (syirik-pent).” [017] (Sahih. Dikeluarkan oleh Imam Malik, Imam Syafi’e dalam musnadnya, Imam Al-Bukhari dan Muslim, Abi ‘Awanah dan Al-Baihaqi)


Penjelasan dan Pengajaran :

a.
Mereka yang beriktikad bahawa hujan turun adalah kerana, ketika bintang itu condong ke barat, maka hujan akan turun ketika itu (menolak kekuasaan Allah SWT). Padahal Allah SWT yang menurunkan hujan (rujuk Surah An-Naba’ [78] : 14-16).

b. Tambahan Blog :
Perlu berhati-hati ketika mengeluarkan perkataan atau percakapan seperti orang zaman ini berkata, ’Hujan turun kerana bulan Disember’, atau ‘manusia boleh membuat hujan melalui pembenihan awan’ dan lain-lain percakapan yang menidakkan kekuasaan Allah SWT. Semoga Allah yang Maha Penyayang melindungi kita dari kekufuran.

Mencerca Masa

9. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman : Anak Adam menyakiti Aku dengan mengutuk zaman (masa) dan Aku adalah zaman. Aku membolak-balikkan malam dan siang. Maka jika Aku menghendaki, Aku akan menggenggam kedua-duanya (malam dan siang).” [025] (Sahih. Dikeluarkan oleh Al-Hakim, Al-Baihaqi)

Al-Hakim telah memulakan hadis di atas dengan kata-kata perawinya, Sufyan bin ‘Uyainah : Orang-orang jahiliyah telah berkata, ‘Sesungguhnya zaman (masa) itulah yang membinasakan kita semua. Dialah (perjalanan masa) yang mematikan dan menghidupkan kita.’ (Maksudnya, kaum jahiliyah menolak kekuasaan Allah yang Maha Agung).


Penciptaan Makhluk Di Dalam Rahim Ibunya

10. Dari Abdullah bin Mas’ud :
Rasulullah saw bersabda, “Penciptaan salah seorang kamu disempurnakan dalam rahim ibunya sepanjang tempoh beberapa kali (dalam) empat puluh hari. Empat puluh hari yang kedua dalam bentuk segumpal darah kemudian dalam empat puluh hari yang ketiga dalam bentuk segumpal daging.

Kemudian Allah mengutuskan malaikat kepadanya lalu diperintahkan agar menulis untuknya empat kalimah dengan firman-Nya : ‘Tulislah baginya amalannya, ajalnya, rezekinya dan samada celaka atau bahagia.’


Maka demi Dia yang memegang jiwa ku di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya (jika) seseorang dari kalangan kamu beramal dengan amalan ahli syurga hinggalah jarak beliau dengan syurga itu hanyalah satu hasta, maka sebagaimana telah dituliskan ketentuannya (sebagai ahli neraka) lalu beramallah beliau dengan amalan ahli neraka, justeru itu beliaupun masuk neraka.


Dan sesungguhnya (jika) seseorang dari kamu beramal dengan amalan ahli neraka hinggalah jarak beliau dengan neraka itu hanyalah sehasta, namun telah ditetapkan ketentuan (takdir) untuknya (sebagai ahli syurga) lalu beliaupun beramal dengan amalan ahli syurga, justeru itu beliaupun masuk syurga.” [040] (Sahih. Dikeluarkan oleh Ibnu Majah, Imam Ahmad dan hampir seumpama lafaznya juga yang telah dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan At-Tirmidzi)


Keterangan Hadis :
Begitu banyak pengajaran yang terdapat dalam hadis ini, namun kesimpulannya adalah mengagungkan kekuasaan Allah yang Maha Tinggi. Selain itu kita wajib beriman kepada qada dan qadar ini dan bersangka baik kepada Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Jika kita merasakan bahawa kita adalah ahli syurga, maka berusahalah menuntut ilmu agar kita dapat beramal dengan amalan ahli syurga. Maksudnya, hadis ini memberi dorongan atau motivasi kepada kita untuk berusaha mendapatkan syurga.


Hadis ini juga mengajar kita supaya tidak sombong dan memandang rendah pada orang lain kerana syurga dan neraka itu milik Allah yang Maha Agung dan Dia boleh memberi kepada sesiapa sahaja yang dikehendaki-Nya.


Tambahan Blog :
Mengenai penciptaan dalam masa empat puluh hari itu bererti keseluruhannya dalam tempoh masa empat puluh hari, bukan tiga atau empat bulan. Begitulah kajian ulama kini. Sila rujuk kajian Prof. Dr. Sharaf al-Qudhah [Fakulti Syariah, Universiti Jordan] dan diterjemahkan oleh Zulkifli Hj Mohd Yusoff Abdurrahim Yapono [Universiti Malaya] dalam bukunya berjudul ‘Bilakah Waktu Janin Ditiupkan Roh?’.

Pena (Al-Qalam)

11. Dari Ubadah bin As-Somit r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya yang pertama-tama diciptakan oleh Allah adalah ‘Al-Qalam’. Allah berfirman kepadanya : ‘Tulislah.’ Al-Qalam pun berkata : ‘Apakah yang aku akan tulis?’ Allah berfirman : ‘Tulislah akan qadar (takdir) dan apa yang terjadi untuk selama-lamanya.” [041] ( Sahih. Dikeluarkan oleh At-Tirmidzi dan Abu Daud At-Tayaalisi)

Penjelasan dan Pengajaran :

[a].
Allah yang Maha Agung telah menetapkan semua takdir pada apa sahaja perkara yang berlaku dan akan berlaku selama-lamanya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Pencipta segala sesuatu.

[b].
Allah Maha Mengetahui sejak azali bahawa jika seseorang itu melakukan kejahatan atau kebaikan setelah mereka diberi hak untuk membuat pilihan.

[c].
Keimanan seseorang hamba tidak akan sempurna jika tidak mengimani perkara takdir ini dan hendaklah mereka menerima baik atau buruk sesuatu takdir dengan redha.


BAB SOLAT

Bangun Di Waktu Malam

12. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhni r.a :
Nabi saw bersabda, “Dua orang lelaki dari kalangan umat ku; salah seorang dari mereka bangun di waktu malam seraya melawan keinginannya untuk terus tidur dan malas beribadat, lalu berwudhuk. Diikat pada tubuhnya (orang yang tidur) beberapa ikatan (oleh syaitan).

Maka apabila beliau berwudhuk dan mewudhukkan kedua-dua tangannya, terlepaslah satu ikatan. Dan apabila dia mewudhukkan wajahnya terlepaslah pula satu ikatan. Apabila mengusap wajahnya, terlepaslah pula satu ikatan. Apabila mengusap kepalanya terlepas lagi satu ikatan dan apabila beliau mewudhukkan kakinya terlepas pula ikatan yang lain.


Maka Allah Azza Wa Jalla berfirman kepada mereka yang berada di sebalik hijab (para malaikat) : ‘Kamu lihatlah kepada hamba-Ku ini. Beliau melawan keinginan (untuk terus tidur dan beribadat) nafsunya, lalu meminta (berdoa selepas solat) dari-Ku. Oleh itu, apa sahaja yang dipinta oleh hamba-Ku maka itulah miliknya (doanya dimakbulkan oleh Allah yang Maha Tinggi).


Penjelasan dan Pengajaran :

[a].
Sesungguhnya seseorang Muslim apabila hendak melakukan kebaikan atau beribadah memerlukan tahap kesabaran yang tinggi dan kekuatan menentang penguasaan syaitan ke atas dirinya.

[b].
Di antara senjata untuk melawan penguasaan syaitan ke atas diri adalah dengan berwudhuk.

[c].
Allah yang Maha Agung mencintai seseorang mukmin yang berjuang melawan penguasaan syaitan ke atas dirinya dengan merawatinya melalui berbuat ketaatan. Hasilnya Allah yang Maha Agung menerima doa yang dipanjatkannya.

Malaikat Pencatat Amalan

13. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Malaikat-malaikat pencatat amalan yang dilakukan di waktu malam dan siang silih berganti mencatat amalan-amalan kamu. Mereka berkumpul di waktu solat Asar dan solat Subuh.

Kemudian malaikat yang bermalam di kalangan mereka naik. Allah bertanya kepada mereka (sedangkan Allah Maha Mengetahui) : ‘Dalam keadaan bagaimanakah kamu meninggalkan hamba-hambaKu?’ Mereka menjawab : ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan mereka bersolat dan kami telah datang kepada mereka dalam keadaan mereka juga bersolat.” [062] (Sahih. Dikeluarkan oleh Imam Malik. Al-Bukhari dan Muslim, Imam Ahmad, Abu ‘Awanah dan Al-Baghowi)


Penjelasan dan Pengajaran :

[a].
Para malaikat pencatat amalan itu terbahagi kepada dua golongan;
[1]. Golongan yang bertugas dari fajar hingga ke solat Asar
[2]. Golongan yang bertugas dari solat Asar hingga kef ajar berikutnya.


[b].
Manusia seharusnya sedar; segala perbuatannya, siang dan malam dicatat oleh malaikat sebagai bukti dan saksi apa yang telah kita lakukan ketika hidup di dunia ini pada hari pembalasan nanti.

Solat Adalah Amalan yang Pertama Dihisab

14. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya amalan pertama akan dihisab pada seseorang hamba ialah solatnya. Jika solatnya baik maka sesungguhnya beliau telah berjaya dan selamat dan sekiranya solatnya rosak maka sesungguhnya rugi dan binasalah ia.

Sekiranya berlaku sesuatu kekurangan pada solat fardhunya, maka Tuhan Pemelihara Azza wa Jalla akan berfirman (kepada para malaikat-Nya) : Lihatlah oleh kamu adakah hamba-Ku mempunyai ibadat tathowwu’?


Lalu solat fardhunya itu disempurnakan dengan solat tathowwu’-nya itu. Kemudian seluruh amalan dihisab sedemikian juga.” [065] (Sahih. Dikeluarkan oleh At-Tirmidzi dan An-Nasa’i. Juga dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Al-Hakim dll dengan lafaz sedikit berbeza)


Penjelasan dan Pengajaran :

[a].
Ibadat tathowwu’ adalah salah satu dari cabang amalan-amalan mandub (sunat). Antara contoh ibadat tathowwu’ seperti sedekah, puasa Isnin dan Khamis, solat sunat dan sunat muakkad. Dipanggil juga sunat tambahan atau nafilah. (Sila rujuk ilmu usul fiqh).

[b].
Mengenai kekurangan solat fardhu, ulama mempunyai pelbagai pendapat. Antaranya, kekurangan kerana kurang khusyuk dalam solat, kekurangan bilangan solat fardhu, kekurangan kesempurnaan solat dan lain-lain.

Namun ulama memilih kekurangan pada bilangan solat fardhu yang ditinggalkan lebih sesuai dalam mentakrif hadis tersebut.


[c].
Jangan sesekali kita memandang remeh ibadah sunat. ‘Ibadah sunat adalah perkara yang apabila dikerjakan, mendapat pahala yang boleh menyelamat dari azab dan apabila ditinggalkan, akan mengalami kerugian yang besar’.

Tertolak Solat yang Tidak Dibacakan Al-Fatihah

16. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan satu solat tanpa Ummul Quran (Al-Fatihah) maka beliau seorang penipu (diulang tiga kali), (iaitu) tidak sempurna.”

Lalu ditanya (oleh orang) kepada Abu Hurairah : “Sesungguhnya (jika) kami bersolat di belakang imam?”


Kata Abu Hurairah r.a : “Bacalah untuk diri mu kerana sesungguhnya aku telah mendengar
Rasulullah saw bersabda” : “Allah Ta’ala berfirman : Aku membahagikan solat itu antara-Ku dengan hamba-Ku kepada dua bahagian dan untuk hamba-Ku apa yang dipintanya (permintaannya dikabulkan).

Apabila si hamba membaca : Segala puji bagi Allah, tuhan sekalian alam,

Allah Ta’ala berfirman : Hamba-Ku memuji-Ku.


Apabila si hamba membaca : Yang Maha Pemurah dan Pengasih,

Allah Ta’ala berfirman : Hamba-Ku memuja-Ku.


Apabila si hamba membaca : Penguasa hari pembalasan,

Allah berfirman : Hamba-Ku mengagungkan Daku, hamba-Ku menyerahkan (urusannya kepada-Ku).


Apabila si hamba membaca : Kepada-Mu kami menyembah dan kepada-Mu kami memohon pertolongan,

Allah Ta’ala berfirman : Ini adalah antara-Ku dan hamba-Ku dan untuk hamba-Ku apa yang dipintanya.

Apabila si hamba membaca : Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah Engkau kurniakan nikmat dan bukannya jalan orang-orang yang Engkau murkai dan orang-orang yang sesat,

Allah berfirman : Ini adalah untuk hamba-Ku dan untuk hamba-Ku apa yang dipintanya.”

[074] (Sahih. Dikeluarkan oleh Muslim, Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Baihaqi dll)

Penjelasan dan Pengajaran :

[a].
Penipuan dalam solat adalah orang yang tidak tidak mengerjakan solat dengan sempurna (tidak sempurna rukunnya). Puncanya kerana membiarkan diri dalam keadaan jahil dan tidak ambil peduli untuk mempelajari cara bersolat.

[b].
Membahagikan solat itu kepada dua bahagian bermaksud, solat tidak sah tanpa membaca surah Al-Fatihah ini (catatan tepi Sahih Muslim).

Membelanjakan Harta di Jalan Allah

17. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman : Belanjalah wahai anak Adam, Aku akan berbelanja atasmu.” [079] (Sahih. Riwayat Bukhari, Imam Ahmad dan Ibnu Majah)

Penjelasan dan Pengajaran :

Membelanjakan harta di jalan Allah bermaksud : Belanja yang membawa erti menafkahkan harta kepada ibu bapa yang miskin, isteri, anak-anak dalam tanggungan dan tiada sumber pendapatan, kaum kerabat terdekat yang miskin, kaum fakir miskin, orang-orang yang dalam kesusahan dan segala kebaikan yang lainnya kerana Allah Ta’ala.

Mengutamakan yang Lebih Utama

18. Dari Abu Umamah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “(Allah Azza wa Jalla berfirman) : Wahai anak Adam, sekiranya engkau membelanjakan kelebihan yang ada pada kamu maka itu adalah baik untuk kamu dan jika kamu menahannya maka ia adalah buruk bagi mu.

Dan kamu tidak akan ditempelak (dicela atau dicerca) di atas kadar keperluan yang ada pada kamu. Dan mulakannya (pemberian) itu dengan orang yang bergantung pada mu. Dan tangan di atas adalah lebih baik dari tangan yang di bawah.” [082] (Sahih. Riwayat Muslim, Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi)


Penjelasan dan Pengajaran :

[a].
Pengorbanan dan sedekah harta yang lebih dari keperluan sendiri dan orang-orang dalam tanggungannya dikira sebagai kebaikan. Keengganan bersedekah kerana kebakhilan hanya membawa keburukan pada diri sendiri.

[b].
‘Dan kamu tidak akan ditempelak (dicela atau dicerca) di atas kadar keperluan yang ada pada kamu’ bermaksud : tidak dikira berdosa berbelanja pada diri sendiri dan tanggungan seperti membeli rumah yang besar, kereta dan sebagainya.

[c].
Mengutamakan pemberian kepada orang yang menjadi tanggungan.

[d].
Islam menyuruh kepada membantu sesama Islam bukan mencaci, menghina dan kemungkaran lainnya seperti yang terjadi waktu ini.

[e].
Menggalakkan berusaha kepada peningkatan taraf hidup dan bukan hanya berpeluk tubuh mengharap bulan jatuh ke riba.

19. Dari Abu Waaqid Al-Laithi r.a, katanya : Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman : Sesungguhnya Kami telah menurunkan (mengurniakan) harta bagi mendirikan solat dan mengeluarkan zakat.
Jika seorang anak Adam itu mempunyai satu wadi (satu lembah harta) maka sudah pasti ia suka andainya beliau mempunyai wadi kedua; dan sekiranya beliau mempunyai dua wadi sudah pasti beliau suka untuk mempunyai wadi yang ketiga.
Tidaklah yang memenuhi perut anak Adam melainkan tanah (sikap cinta kepada harta dunia itu akan berakhir bila mati). Kemudian Allah menerima taubat siapa yang bertaubat kepada-Nya.” [086] Sahih. Riwayat Ahmad
Penjelasan dan Pengajaran :
Hadis ini menjelaskan peranan harta di muka bumi ini iaitu, ia digunakan untuk membuat amal kebajikan dan beribadah kepada Allah Subhana wa Ta’ala. Di dalam firman-Nya;
Surah Al-Qasos [28] : 77
Terjemahan : 77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerosakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerosakan.

Perkataan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi bukanlah bermaksud mencari dunia separuh dan akhirat separuh (dunia 50% - akhirat 50%) ataupun keseimbangan dalam mencari harta di dunia dan akhirat.
Tetapi apa yang dimaksudkan menerusi ayat itu dalam tafsir Ibnu Katsir adalah, segala harta yang dikurniakan oleh Allah Ta’ala kepada kita adalah untuk tujuan berbuat kebajikan dan ibadah kepada Allah Ta’ala.

Tidak salah jika kita berusaha mencari berbillion harta di muka bumi ini, tetapi ia bukan untuk tujuan berbangga diri, berbuat maksiat atau kemungkaran lainnya. Ia digunakan untuk kebaikan manusia, Islam khususnya seperti membayar zakat, membina masjid, berjihad atau apa sahaja kebajikan dan ibadah kepada Allah Ta’ala semata-mata.

Selain itu hadis ini juga menerangkan kepada kita bahawa sifat manusia begitu mudah ditewaskan dengan sifat tamak dan digunakan harta itu untuk memuaskan hawa nafsunya dan seringkali tidak merasa cukup pada apa yang ada pada dirinya atau kurang bersyukur.


Pemusnah bagi sifat tamak yang bermaharajalela ini adalah mengingat pemutus kenikmatan, iaitu mati. Apabila mati, tiada harta, makanan atau minuman yang memenuhi perut kita kecuali tanah. Wallahu’alam


Kelebihan Berpuasa

20. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, (Allah Subhana wa Ta’ala berfirman), “Setiap amalan anak Adam adalah untuknya melainkan puasa, maka ia adalah untuk-Ku dan Aku yang mengganjarinya.

Dan demi Dia (Allah) yang memegang jiwaku (Nabi Muhammad saw) di dalam Tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu adalah lebih harum di sisi Allah dari bau kasturi. Dan puasa itu adalah perisai (yang melindungi dari api neraka).


Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu Rabb Azza wa Jalla di mana dia bergembira dengan puasanya.” [104] Sahih. Riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Khuzaimah


Penjelasan dan Pengajaran :

1. Berkata Imam Ibnu Hajar, maksud ganjaran puasa dari Allah adalah ganjaran pahala yang tidak terkira banyaknya. Amalan lain dikira; satu kebaikan digandakan dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali ganda, tetapi puasa hanya Allah yang memberi ganjarannya dan ganjarannya adalah besar.

2. Maksud ‘tangan’ di sini seperti umum yang kita ketahui iaitu, tanpa;


(a). Tahrif (tidak mengubah lafaz atau mengubah maknanya),


(b). Ta’til (tidak menafikan atau menolaknya),


(c). Takyif (tidak bertanya bagaimana) dan


(d). Tamsil (tidak menyerupai Allah dalam zat mahupun perbuatan seperti menyamakan dengan makhluk, sifat makhluk dan menyerupakan sesuatu yang tidak ada, tidak sempurna dan lain-lain).


Semua makna hakiki mengenai sifat-sifat Allah di dalam Al-Quran mahupun hadis, hanya Allah yang Maha Mengetahui.


3. ‘Puasa itu adalah perisai’. Tambahan oleh ‘Koleksi Hadis (penulis blog)’ pada perkataan selepas itu ‘yang melindungi dari api neraka’ berdasarkan sebuah hadis Hasan dari Imam Ahmad dalam kitab sama, hadis bernombor 105.


Allah Tertawa Kepada Dua Orang

Dari Ibnu Mas’ud r.a, katanya :
(Bersabda Rasulullah saw), “Dua orang lelaki yang mana Allah tertawa (dalam riwayat Abu Darda’ r.a dengan darjat Hasan juga dari Thabrani, ditulis ‘ketawa dan bergembira’) melihat kedua-dua mereka;

(a). Seorang lelaki yang berada di atas kudanya yang menyerupai kuda-kuda para sahabatnya. Musuhpun berhadapan dengan mereka lalu tumpas. Manakala lelaki itu tetap teguh atas kudanya (berjihad). Sekiranya beliau terbunuh, maka beliau telahpun menemui kesyahidan. Maka itulah lelaki yang mana Allah tertawa melihatnya.


(b). Dan seorang lelaki yang bangun pada waktu malam, tidak ada seorang pun mengetahuinya lalu beliau menyempurnakan wudhuk dan berselawat ke atas Muhammad solallahu ‘alaihi wasallam dan memuji Allah serta memulakan bacaan Al-Quran (dalam riwayat lain status Sahih dari Imam Ahmad dan Ibnu Hibban ditulis ‘bersolat’).


Maka Allah tertawa melihatnya dan berfirman kepada malaikat-Nya; “Lihatlah kepada hamba-Ku. Tidaklah seorang pun melihatnya kecuali Aku.” [142] Hasan Li Ghoyrihi. Riwayat Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir


Penjelasan dan Pengajaran :

1. Maksud ‘ketawa’ di sini seperti umum yang kita ketahui iaitu, tanpa;
(a). Tahrif (tidak mengubah lafaz atau mengubah maknanya),
(b). Ta’til (tidak menafikan atau menolaknya),
(c). Takyif (tidak bertanya bagaimana) dan
(d). Tamsil (tidak menyerupai Allah dalam zat mahupun perbuatan seperti menyamakan dengan makhluk, sifat makhluk dan menyerupakan sesuatu yang tidak ada, tidak sempurna dan lain-lain).

2. Antara jalan menuju kepada mecintai Allah Subhana wa Ta’ala adalah dengan berjihad dan beramal soleh.


3. Manusia dimuliakan di hadapan malaikat kerana amalannya yang ikhlas semata-mata kerana Allah Ta’ala.


4. Besarnya pahala mengikuti sunnah Rasulullah saw (bangun beribadah pada waktu malam ketika orang lain sedang lena) hingga Allah gembira melihatnya dan memujinya di hadapan malaikat.

Hadis Shahih Bukhari

Pendahuluan Sahih Bukhari

Dari Umar bin Khathab r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tiap-tiap amal harus disertai dengan niat. Balasan bagi setiap amal manusia ialah pahala bagi apa yang diniatkannya. Maka barangsiapa (niat) hijrahnya kerana Allah dan Rasul-Nya, baginya pahala hijrah kerana Allah dan Rasul-Nya.

Dan barangsiapa (niat) hijrahnya kerana dunia yang hendak diperolehnya atau kerana perempuan yang hendak dikahwininya, maka (pahala) hijrahnya sesuai dengan niatnya, untuk apa dia hijrah.” 


Wahyu

1. Dari ‘Aisyah r.ha : Harits bin Hisyam r.a pernah bertanya kepada Rasulullah saw, “Bagaimanakah caranya wahyu turun kepada anda (Rasulullah saw)? Jawab Rasulullah saw, “Kadang-kadang wahyu itu datang kepadaku (kedengaran) seperti bunyi loceng. Itulah yang sangat berat bagiku. Setelah bunyi tu berhenti, lantas aku mengerti apa yang dikatakannya.

Kadang-kadang malaikat menjelma seperti seorang laki-laki datang kepadaku. Dia berbicara kepadaku dan aku mengerti apa yang dikatakannya.


Kata ‘Aisyah r.ha, “Aku pernah melihat Nabi saw, ketika wahyu turun kepada beliau pada suatu hari yang amat dingin. Setelah wahyu itu berhenti turun, kelihatan dahi Nabi saw bersimbah peluh.” 


2. Dari ‘Aisyah r.ha : Wahyu yang mula-mula turun kepada Rasulullah saw ialah berupa mimpi-mimpi baik waktu beliau tidur. Biasanya mimpi itu terlihat jelas oleh beliau, seperti jelasnya cuaca pagi. Semenjak itu hati beliau tertarik hendak mengasingkan diri ke Gua Hira.
Di situ beliau saw beribadat beberapa malam, tidak pulang ke rumah isterinya. Untuk itu beliau saw membawa perbekalan secukupnya. Setelah perbekalan itu habis, beliau kembali kepada Khadijah (Khadijah binti Khuwailid, isteri Rasulullah saw yang pertama), untuk mengambil perbekalan secukupnya. Kemudian beliau kembali ke Gua Hira, hingga suatu ketika datang kepadanya Al Haq (kebenaran atau wahyu), iaitu sewaktu beliau saw berada di Gua Hira itu.

Malaikat datang kepadanya, lalu katanya, “Bacalah!” Jawab Nabi saw, “Aku tidak pandai membaca.” Kata Nabi saw selanjutnya menceritakan, “Aku ditarik dan dipeluknya sehingga aku kepayahan. Kemudian aku dilepaskannya dan disuruh pula membaca. “Bacalah!” katanya. Jawabku, “Aku tidak pandai membaca.” ........ (dan seterusnya)


Aku ditarik dan dipeluknya untuk ketiga kalinya, kemudian dilepaskannya seraya berkata :

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Bacalah dengan nama tuhanmu yang menjadikan
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ
Yang menjadikan manusia dari segumpal darah
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
Bacalah! Demi Tuhanmu Yang Maha Mulia“
(Al-'Alaq : 1-3)

Setelah itu Nabi saw pulang ke rumah Khadijah binti Khuwailid, lalu berkata, “Selimuti aku! Selimuti aku!” Lantas oleh Khadijah hingga hilang rasa takutnya. Kata Nabi saw kepada Khadijah (setelah diceritakan semua kejadian yang baru dialaminya itu), “Sesungguhnya aku cemas atas diriku (akan binasa).”

Kata Khadijah, “Jangan takut! Demi Allah! Tuhan sekali-kali tidak akan membinasakan anda (Nabi saw). Anda selalu menghubungkan tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan (mengadakan) barang yang belum ada, memuliakan tetamu, menolong orang yang kesusahan kerana menegakkan kebenaran.”


Setelah itu Khadijah pergi bersama Nabi saw menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, iaitu anak pakcik Khadijah yang memeluk agama nasrani (kristian) pada masa jahiliyyah itu. Dia pandai menulis buku dalam bahasa Ibrani (Hebrew / Bahasa Yahudi). Maka disalinnya kitab Injil dari bahasa Ibrani seberapa dikehendaki Allah dapat disalinnya (tidak pasti berapa banyak yang telah disalinnya. Usianya telah lanjut dan matanya telah buta.


Kata Khadijah kepada Waraqah, “Hai anak pakcikku! Dengarkanlah khabar dari anak saudara anda (Nabi Muhammad saw) ini.” Kata Waraqah kepada Nabi saw, “Wahai anak saudaraku! Apakah yang telah terjadi atas diri anda?” Lalu Rasulullah saw menceritakan kepadanya semua peristiwa yang telah dialamiya.


Berkata Waraqah, “Inilah Namus (Malaikat) yang pernah diutus Allah kepada Nabi Musa. Wahai, semoga saya masih hidup ketika itu, iaitu ketika anda diusir oleh kaum anda.” Maka bertanya Rasulullah saw, “Apakah mereka akan mengusirku?” Jawab Waraqah, “Ya, betul! Belum pernah seorang jua pun yang diberi wahyu seperti anda, yang tidak dimusuhi orang.Apabila saya masih mendapati hari itu, niscaya saya akan menolong anda sekuat-kuatnya.”


Tidak berapa lama kemudian, Waraqah meninggal dunia dan wahyu pun terputus untuk sementara waktu.


Kata Ibnu Syihab, Abu Salamah bin Abdurrahman mngkhabarkan kepadanya bahawa Jabir bin Abdullah Al-Anshari menceritakan tentang terputusnya wahyu, katanya Rasulullah saw berkata dalam hadisnya : “Pada suatu waktu, ketika aku sedang berjalan-jalan, tiba-tiba kedengaran olehku suatu suara dari langit.


Maka kuangkat pandanganku ke arah datangnya suara itu. Kelihatan olehku malaikat yang pernah datang kepadaku di Gua Hira dahulu. Dia duduk di kerusi antara langit dan bumi. Aku terperanjat kerananya dan terus pulang. Aku berkata kepada Khadijah, selimuti aku!” Lalu Allah SWT menurunkan ayat :

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ
“Wahai orang yang berselimut!
قُمْ فَأَنذِرْ
Bangunlah serta berilah peringatan dan amaran (kepada umat manusia)
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
Dan Tuhanmu, maka ucaplah dan ingatlah kebesaranNya!
وَثِيَابَكَ فَطَهِّر
Dan pakaianmu, maka hendaklah engkau bersihkan
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
Dan segala kejahatan, maka hendaklah engkau jauhi”
(Al-Muddaththir : 1-5)

Maka semenjak itu, wahyu selalu turun berturut-turut.

Iman
3. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, "Tidak sempurna iman seseorang kamu sebelum ia menyukai untuk saudaranya (sesama Islam) apa yang disukainya untuk dirinya sendiri."

4. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, "Tanda orang munafik ada tiga :

• Apabila berbicara ia dusta

• Apabila ia berjanji ia menyalahi janji
• Apabila dipercaya ia berkhianat."

5. Dari Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, "Memaki orang muslim adalah derhaka (fasik) dan membunuhnya kafir."

6. Dari Abu Mas’ud r.a : Nabi saw bersabda,”Apabila seorang laki-laki memberikan nafkah kepada keluarganya dengan ikhlas, maka (pahala) nafkah itu sama dengan (pahala) sedekah.”


Ilmu
7. Dari Abu Hurairah r.a : Pada suatu ketika Nabi saw sedang berbicara dengan orang ramai (memberi ceramah atau pengajian), tiba-tiba datang seorang Arab Dusun menanyakan kepada beliau, ‘Bilakah datangnya saat (kiamat)?’

Nabi saw tidak langsung menjawab, tetapi beliau meneruskan pembicaraannya dengan orang ramai. Kerana sikap Nabi saw yang demikian itu, sementara orang mengatakan Nabi saw mendengar pertanyaan itu, tetapi beliau tidak menyukainya dan setengah lagi mengatakan beliau tidak mendengarnya.


Setelah Nabi saw selesai berbicara, beliau bertanya, “Di mana orang yang bertanya perkara saat (kiamat) tadi?”


Orang itu menyahut, “Saya! Ya Rasulullah!”


Rasulullah saw bersabda, “Apabila amanah telah disia-siakan orang, maka waspadalah terhadap datangnya saat (kiamat).”


Tanya orang itu, “Bagaimanakah caranya disia-siakannya amanah?”


Jawab Nabi saw, “Apabila suatu urusan (pekerjaan) diserahkan kepada orang bukan ahlinya, maka waspadalah terhadap datangnya saat (kiamat/kehancuran)[Hadis 0049]


Pengajaran Hadis:
(a). Menyerahkan sesuatu urusan atau pekerjaan kepada orang bukan ahlinya bermaksud menyerahkan sesuatu urusan atau pekerjaan kepada orang yang tidak mengerti, tidak cekap, tidak jujur lalu akibatnya adalah kehancuran atau kebinasaan.

(b). Mengajarkan kita tatatertib bertanya dalam majlis, iaitu jika bertanya janganlah memotong pembicaraan orang yang sedang berbicara, kerana ia dapat mengganggu pembicara dan pendengar. Tunggulah saat yang bersesuaian untuk bertanya.


8. Dari Humaid bin Abdurrahman r.a : Beliau mendengar Muawiyah berkhutbah, katanya Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa dikehendaki Allah akan beroleh kebaikan, diberi-Nya pengertian dalam hal agama. Saya (Nabi saw) hanya membagi-bagikan, sedang yang memberi ialah Allah(1).

Selama (umat Islam) berdiri teguh di atas agama Allah, tidak satu pun penentang-penentang mereka yang sanggup membinasakan mereka sampai kiamat datang.” [Hadis 0058]


NOTAKAKI : (1)
Maksud Nabi saw membagi-bagikan adalah menyiarkan, menyampaikan ilmu; sedang yang memasukkan ilmu itu ke dalam hati manusia ialah Allah SWT.

9. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a : Rasulullah saw bersabda, “Jangan merasa iri hati, kecuali kepada dua orang:

(a). Orang yang diberi Allah harta, kemudian dipergunakannya untuk yang hak, dan


(b). Orang yang diberi oleh Allah hikmah (ilmu yang hak), kemudian dipergunakannya (untuk yang hak) serta diajarkannya.” 


10. Dari Ibnu Abbas r.a : Rasulullah saw merangkul saya (Ibnu Abbas) dan mendoakan, “Ya Allah, ajarkanlah kepadanya al-kitab (kitab Al-Quran).”

12. Dari Abu Hurairah r.a : Ada orang bertanya kepada Nabi saw, ‘Siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafaat (pertolongan) Anda (Nabi saw) di hari kiamat?’

Jawab Nabi saw, “Saya kira, hai Abu Hurairah, belum ada orang bertanya perkara ini kepadaku sebelum ini. Mungkin barangkali kerana saya lihat engkau sangat rakus (ingin mendapat sesuatu dengan banyak) mendapatkan hadis.


Orang yang paling beruntung mendapat pertolonganku hari kiamat, ialah orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’, benar-benar ikhlas dari hati sanubari dan seluruh jiwanya.” 


Penjelasan Hadis : Mengucapkan kalimah ‘Laa ilaaha illallaah’ dengan ikhlas akan membuahkan keperibadian yang baik. Dari keperibadian yang baik timbul amal yang baik. Oleh sebab itu mereka akan memperoleh syafaat Nabi saw di hari kiamat. Ikhlas beerti juga bebas syirik.

13. Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a : Nabi saw bersabda, “Allah tidak menarik kembali ilmu pengetahuan dengan jalan mencabutnya dari hati manusia, tetapi dengan jalan mematikan orang-orang berpengetahuan (ulama).

Apabila orang berpengetahuan telah punah (hilang/lenyap), maka masyarakat akan mengangkat orang-orang bodoh menjadi pemimpin yang akan dijadikan tempat bertanya. Orang-orang bodoh ini akan berfatwa tanpa ilmu; mereka sesat dan menyesatkan. 


Penjelasan Hadis : Kemajuan sesuatu umat bergantung kepada jumlah ulama dan orang terpelajarnya, kerana merekalah yang memimpin dan membimbing umat itu. Pemimpin yang bodoh akan memimpin umatnya (masyarakat) menuju kebinasaan.

14. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Namailah dirimu dengan namaku (Muhammad) dan jangan memakai gelaranku.

Siapa yang bermimpi melihat aku dalam tidurnya, sebenarnya ia melihatku kerana syaitan tidak mampu menjelma seperti aku.


Dan siapa yang sengaja berdusta (membuat hadis palsu) atas namaku, maka biarlah dia menempati tempatnya di neraka.” 


Hari Raya
15. Dari Anas r.a : Biasanya Nabi saw sebelum pergi solat aidilfitri, lebih dahulu beliau memakan buah kurma beberapa butir.

16. Dari Ibnu Abbas r.a : Saya (Ibnu Abbas) pernah solat hari raya bersama Rasulullah saw, Abu Bakar r.a, Umar r.a dan Utsman r.a. Mereka itu semuanya solat lebih dahulu sebelum berkhutbah.

17. Dari Ibnu Abbas r.a : Nabi saw bersolat ‘Idul Fitri dua rakaat. Beliau tidak solat sebelum dan sesudahnya.

Kemudian beliau pergi ke tempat para wanita bersama bilal. Beliau menyuruh mereka bersedekah. Maka mereka bersedekah; ada yang menyedekahkan anting-anting dan ada pula yang menyedekahkan kalungnya. 


18. Dari Ummu ‘Athiyah r.ha : Kami diperintahkan pergi solat ‘Id (solat Hari raya) bahkan anak-anak gadis keluar dari pingitannya (dalam jagaan).

Begitu juga wanita-wanita yang sedang haid, tetapi mereka ini hanya berdiri saja di belakang orang ramai, turut bertakbir dan berdoa bersama-sama. Mereka mengharapkan beroleh berkat dan kesucian pada hari itu. 


19. Dari Jundab r.a : Nabi saw mula-mula melakukan solat (bersolat terlebih dahulu) ‘Idul Adha, kemudian beliau berkhutbah dan sesudah itu beliau menyembelih korban.

Nabi saw bersabda, “Siapa yang menyembelih korban sebelum solat, hendaklah menyembelih lagi yang lain (sesudah solat) sebagai gantinya. Siapa yang belum menyembelih, hendaklah menyembelih dengan nama Allah.” 


20. Dari Jabir r.a : Biasanya pada hari raya, Nabi saw menempuh (melalui) jalan pulang, lain daripada jalan yang telah ditempuh (dilalui) beliau untuk pergi.

Solat Tahajjud
21. Dari Ibnu Abbas r.a : Apabila Rasulullah saw bangun tengah malam hendak solat tahajjud, Nabi saw membaca :

(
Wahai Allah.. Untuk-Mulah segala puji. Engkau penanggung langit dan bumi beserta isinya. Untuk-Mulah segala puji. Penguasa langit dan bumi dan segala isinya. Untuk-Mulah segala puji ; Cahaya langit dan bumi.

Untuk-Mulah segala puji. Engkau Maha Benar, janji-Mu Maha Benar, menemui Engkau (di akhirat) Maha Benar, syurga Maha Benar, neraka Maha Benar, para Nabi Maha Benar dan Muhammad sollallaahu ‘alaihi wassalam Maha Benar dan hari kiamat Maha Benar.

Wahai Allah.. Saya pasrah kepada-Mu dan dengan Engkau aku beriman, kepada Engkau aku menyerah dan kepada Engkau aku kembali; dan kerana (mempertahankan agama) Engkau aku bermusuhan dan kepada Engkau aku meminta hukum.

Kerana itu ampunilah dosa-dosaku yang terdahulu dan terakhir, ampunilah apa yang ku rahsiakan mahupun yang ku nyatakan. Engkaulah yang mendahulukan dan yang mengemudiankan, tidak ada tuhan melainkan hanya Engkau dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan di tangan Engkau
).

22. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Waktu seseorang sedang tidur, syaitan membuat tiga buah simpul di kepalanya. Untuk setiap simpul ia (syaitan) mengatakan, ‘Tidurlah engkau sepanjang malam’.

Ketika terbangun, lalu dia (orang yang tidur) menyebut nama Allah, maka lepaslah satu simpul. Jika berwudhu’, lepas pulalah satu simpul. Dan jika dia solat terbukalah seluruh simpul.


Maka waktu bangun pagi ia akan merasa penuh semangat dengan badan yang segar bugar. Jika tidak, dia akan bangun pagi dengan perasaan serba tak enak dan malas.” 


23. Dari Samurah r.a : Diceritakannya dari Nabi saw perihal mimpi. Nabi saw bersabda, “Barangsiapa bermimpi seolah-olah kepalanya dipukul orang dengan batu, ertinya orang itu mempelajari Al-Quran tetapi tidak diamalkannya dan solat wajib ditinggalkannya.”

24. Diberitakan oleh Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Allah tabaaraka wa ta’aala (Allah yang Maha Suci lagi Tinggi) turun ke langit dunia pada sepertiga yang akhir di setiap malam.(Notakaki)

Dia (Allah) berfirman : ‘Barangsiapa berdoa kepada-Ku akan Ku perkenankan doanya. Barangsiapa meminta kepada-Ku akan Ku beri dia. Siapa yang minta ampun, akan Ku ampuni dia.” 


(Tambahan oleh Koleksi Hadis : Notakaki : Turunnya Allah ke langit dunia – Hendaklah kita biarkan seperti mana adanya, iaitu tanpa:

(1). Takyif (mempersoalkan kaifiatnya/hakikatnya)

(2). Tasybih (penyerupaan)

(3). Ta’thil (penolakan)

Wajar saya tambahkan kata-kata Na’im bin Hammad al-Khuza’i (guru Imam al-Bukhari). Beliau mengatakan, ‘Barangsiapa menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, maka ia kafir. Dan barangsiapa mengingkari sifat yang telah Allah berikan untuk diri-Nya sendiri, bererti ia juga telah kafir.”

Barangsiapa yang menetapkan bagi Allah Ta’ala setiap apa yang disebutkan oleh Al-Quran yang jelas dan hadis-hadis sahih dengan pengertian yang sesuai dengan kebesaran Allah, serta menafikan kekurangan-Nya, bererti ia telah menempuh jalan petunjuk
. (RUJUKAN : Tafsir Ibn Katsir – Tafsir Surah Al-A’raaf [7] : Ayat 54 pada mukasurat : 392)

Solat Istikharah
25. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw mengajarkan kepada kami solat istikharah untuk segala urusan, seperti dia mengajarkan kepada kami surah Al-Quran.

Sabda Beliau (Nabi saw), “Apabila seseorang kamu hendak melakukan sesuatu pekerjaan, lebih dahulu hendaklah solat dua rakaat yang bukan fardhu (solat sunat), kemudian membaca doa:


Terjemahan : Wahai Allah. Sesungguhnya aku mohon pilihan kepada Engkau dengan ilmu Engkau, dan mohon kuasa kepada Engkau dengan kekuasaan Engkau, dan aku meminta kepada Engkau kurnia-Mu yang Maha Agung. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, sedangkan aku tidak (ber)kuasa. Dan Engkau Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Dan Engkau Maha Tahu segala yang ghaib.

Wahai Allah. Jika menurut pengetahuan-Mu pekerjaan ini baik bagi agamaku, bagi kehidupanku dan akibat kesudahannya, maka berilah aku kesanggupan untuk melaksanakannya serta mudahkanlah ia bagiku, kemudian berikan berkat bagiku padanya.

Dan jika menurut pengetahuan-Mu pekerjaan ini tidak baik bagi agama, kehidupan serta akhir kesudahannya, maka singkirkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku daripadanya serta tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya, kemudian redhailah dia bagiku
.”

26. Dari Abu Qatadah bin Rib’i Al- Anshari r.a : Nabi saw bersabda, “Apabila seseorang kamu masuk ke dalam masjid, janganlah duduk lebih dahulu sebelum solat dua rakaat.”

27. Dari Jabir r.a : Rasulullah saw bersabda ketika Beliau sedang berkhutbah, katanya “Apabila seseorang kamu masuk masjid dan imam sedang berkhutbah, atau dia telah datang untuk itu, solatlah kamu lebih dahulu dua rakaat (sebelum duduk).”

28. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw berpesan kepadaku supaya aku melakukan solat dhuha dua rakaat.

29. Dari ‘Aisyah r.ha : Tidak ada solat Nawafil (sunat) yang lebih diutamakan oleh Nabi saw dari solat sunat lainnya selain daripada dua rakaat sunat fajar.

30. Dari ‘Aisyah r.ha : Rasulullah saw melakukan dua rakaat solat sunat sebelum subuh dengan cara yang ringan, sehingga aku tertanya-tanya dalam hatiku adakah Nabi saw membaca Al-Fatihah (atau tidak).

Madinah
31. Dari Anas r.a : Nabi saw bersabda, “Kota Madinah haram (kota suci) dari batas situ ke situ. Pohonnya tidak boleh ditebang dan tidak boleh melakukan kejahatan di dalamnya. Barangsiapa melakukan kejahatan, ia akan mendapat kutuk(an) Allah, kutuk malaikat dan manusia seluruhnya.”

32. Dari Abu Bakrah r.a : Nabi saw bersabda, “Tidak akan dapat masuk ke Madinah, Al-Masih Ad-Dajjal yang ditakuti. Madinah ketika itu mempunyai tujuh buah pintu. Pada tiap-tiap pintu terdapat dua orang malaikat.”

33. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Di jalan-jalan masuk ke Madinah ada malaikat. Kerana itu tidak dapat masuk ke dalamnya penyakit taun (penyakit berjangkit) dan tidak pula Dajjal.

34. Dari Anas bin Malik r.a : Nabi saw bersabda, “Semua negeri akan diinjak oleh Dajjal, melainkan Mekah dan Madinah. Di mana setiap jalan masuk ke dalam kedua kota itu dijaga oleh malaikat dengan berbaris. Kemudian Madinah goncang (dengan) tiga kali goncangan, maka ketika itu Allah SWT mengeluarkan semua orang kafir dan munafik.”

35. Dari Anas r.a : Nabi saw bersabda, “Wahai Allah, Turunkanlah berkah berganda di Madinah, sebagaimana yang telah Engkau turunkan di Mekah.”

Puasa
36. Dari Umar r.a, katanya : Siapakah yang hafal sebuah hadis dari Nabi saw berkenaan dengan fitnah?

Jawab Hudzaifah : Aku mendengar Nabi saw bersabda, “Fitnah seseorang dalam keluarganya, dalam hartanya dan tetangganya dapat ditutup (dihapuskan) oleh solat, puasa dan sedekah.”

37. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menafkahkan dua perkara pada jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari beberapa pintu syurga. Wahai hamba Allah! Inilah kebaikan!

Maka siapa yang mengerjakan solat ia akan dipanggil dari pintu solat; siapa yang ikut berperang ia akan dipanggil dari pintu jihad; siapa yang puasa ia akan dipanggil dari pintu Rayyaan; dan siapa yang bersedekah ia akan dipanggil dari pintu sedekah.”


Kata Abu Bakar r.a, ‘Aku tebus engkau dengan bapa dan ibuku, hai Rasulullah. Tiadalah suatu kesukaran bagi orang-orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu, dan adakah seseorang dipanggil dari pintu-pintu itu semuanya?’


Jawab Nabi saw, “Ya, dan aku mengharapkan supaya engkau termasuk dalam golongan mereka itu.” 


38. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila datang bulan Ramadhan, dibukakan semua pintu syurga.”

39. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila tiba bulan Ramadhan; dibukakan pintu langit, dikunci pintu neraka dan dibelenggu syaitan.”

Jual Beli
40. Dari Nu’man bin Basyir r.a : Nabi saw bersabda, “Yang halal sudah nyata, yang haram sudah nyata dan antara keduanya beberapa perkara yang meragukan. Barangsiapa meninggalkan apa yang diragukan tentang dosanya, biasanya orang itu meninggalkan pula apa yang sudah nyata berdosa.

Dan siapa yang berani melakukan apa yang masih diragukan tentang dosanya, dikhuatirkan ia jatuh pada perkara yang nyata dosanya.


Segala macam maksiat adalah larangan Allah. Barangsiapa bermain-main sekitar larangan Allah, dikhuatirkan ia akan jatuh ke dalamnya.” 


41. Dari ‘Aisyah r.a : Bahawasanya orang banyak bertanya kepada Rasulullah saw, katanya, ‘Ya Rasulullah, suatu kaum memberi kami daging yang kami tidak tahu apakah mereka menyebut nama Allah (waktu menyembelih) atau tidak.’ Jawab Rasulullah saw, “Sebutlah nama Allah dan makanlah.”

42. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Bakal datang di suatu masa di mana orang tiada (ambil) peduli akan apa yang diambilnya; apakah dari yang halal ataukah dari yang haram.”

43. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa ingin supaya dipermudahkan (oleh Allah) rezekinya atau dipanjangkan (Allah) umurnya, maka hendaklah dia memperhubungkan silaturrahmi (hubungan kasih sayang).”

44. Dari Miqdam r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada makanan yang dimakan seseorang, sekali-kali tidak (ada) yang lebih baik daripada memakan makanan hasil usaha tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Allah Dawud a.s makan dari hasil usaha tangan beliau sendiri.”

45. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Allah mengasihi orang yang murah hati ketika menjual, ketika membeli dan ketika menagih (hutang).”

46. Dari ‘Aisyah r.a, katanya : Ketika akhir surah Al-Baqarah diturunkan, Nabi saw membacakannya kepada kepada orang banyak di masjid, kemudian beliau mengharamkan perdagangan khamar (arak atau minuman yang memabukkan).

47. Dari ‘Aun bin Abu Juhaifah r.a, katanya : Saya melihat bapa saya membeli seorang hamba sahaya yang pandai membekam (ketika perhambaan masih dibolehkan), lalu saya bertanya kepada bapa.

Jawab beliau, “Nabi saw hanya melarang jual-beli anjing dan jual-beli darah; kemudian beliau melarang pula mencacah dan dicacah (mentatoo dan pembuat tattoo), memakan riba dan member orang supaya memakannya; dan beliau (Nabi saw) mengutuk orang yang membuat patung. 


48. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Sumpah itu melariskan dagangan, tetapi menghapus keberkatan.”

49. Dari Abu Musa r.a : Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan duduk dengan orang baik-baik dibandingkan dengan duduk berserta orang jahat, seumpama pemilik kasturi dengan dapur tukang besi.

(Ertinya), engkau tidak akan lepas dari (bau) pemilik kasturi itu. Adakalanya engkau membeli kasturi itu atau sekurang-kurangnya mencium-cium baunya. Sedangkan dapur tukang besi membakar tubuh mu atau sekurang-kurangnya engkau mencium bau busuk.” 


50. Dari ‘Aisyah r.a : ‘Aisyah, Ummul Mukminin r.a menceritakan bahawa dia membeli sebuah bantal kecil yang bergambar-gambar. Ketika Rasulullah saw melihat bantal itu, beliau berdiri sahaja di pintu tidak jadi masuk. Kemudian ku lihat di wajah beliau bahawa beliau benci.
Lalu kata ku, “Ya Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya. Apakah kiranya kesalahan ku?”

Jawab Rasulullah saw, “Apakah perlunya bantal itu?” Jawab ku, “Saya beli untuk Tuan, untuk tempat duduk Tuan dan untuk sandaran Tuan.”


Sabda Nabi saw, “Sesungguhnya pemilik gambar-gambar seperti itu bakal disiksa pada hari kiamat. Dikatakan kepada mereka, ‘Hidupkanlah apa yang kamu buat’.” Selanjutnya Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar, tidak dimasuki malaikat.” 


51. Dari Abu Sa’id r.a, menceritakan : Rasulullah saw melarang Munabazah. Iaitu, melemparkan kainnya kepada yang lain dalam jual beli, sebelum dibalik-balik atau dilihatnya kain itu dan beliau melarang Mulamasah, iaitu menyentuh kain yang tidak dilihat.

Penjelasan :
Munabazah : Seseorang yang menjual sesuatu barang kepada pembeli sebelum pembeli tersebut melihat-lihat barang tersebut.

Mulamasah : Memegang sesuatu barang yang hendak dibeli tanpa melihatnya. (Apabila menyentuh sesuatu barang, maka dikira atau dipaksa membelinya).


52. Dari Anas bin Malik r.a, katanya : Rasulullah saw melarang melakukan jual beli Muhaqalah, Mukhadharah, Mulamasah, Munabazah dan Muzabanah.”

Penjelasan :
a. Muhaqalah (sewa menyewa tanah dengan bagi hasil).

b. Mukhadarah (menjual buah-buahan di pokok yang belum pasti baik atau tidak, termasuk ‘Zuru’, iaitu padi, jagung, gandum dan sebagainya).


c.
Mulamasah(Memegang sesuatu barang yang hendak dibeli tanpa melihatnya).

d.
Munabazah (Seseorang yang menjual sesuatu barang kepada pembeli sebelum pembeli tersebut melihat-lihat barang tersebut).

e.
Muzabanah (Menjual buah yang basah dengan buah yang kering atau menjual padi kering dengan padi yang basah atau apa-apa yang menipu dalam penjualan. Contoh zaman ini, menipu menjual suratkhabar lama dengan dibasahkan separuh atau menjual tin aluminium dengan meletakkan batu atau pasir supaya menjadi lebih berat).

53. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah yang diriku berada dalam genggaman-Nya. Sesungguhnya akan turun kepada mu Ibnu Maryam (Nabi Isa a.s) menjadi halim yang adil. Maka dipecahnya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak dan harta kekayaan akan melimpah ruah sehingga tidak seorang pun yang mahu menerima.


54. Dari Jabir bin Abdullah r.a, katanya : Ia mendengar Rasulullah saw bersabda di Mekah pada tahun penaklukan Mekah, sabdanya : “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan menjual minuman yang memabukkan, bangkai, babi dan berhala.”

Lalu ditanyakan orang kepada beliau, ‘Ya Rasulullah, bagaimanakah tentang lemak bangkai? Lemak itu gunanya untuk melumuri perahu, untuk meminyaki kulit dan dijadikan lampu oleh orang banyak.


Jawab Nabi saw, “Tidak boleh, itu haram.”


Kemudian beliau (saw) menambahkan, “Dikutuk Allah kiranya orang Yahudi. Setelah Allah mengharamkan lemaknya, mereka hancurkan kemudian mereka jual dan setelah itu mereka makan wang harganya.” 


55. Dari Abu Mas’ud Al-Anshari, katanya : Rasulullah saw melarang tentang harga (jual beli) anjing, membayar mahar penzina dan membayar tukang tenung (peramal).

Tambahan :
Termasuk larangan membayar tukang tenung zaman ini adalah mesin-mesin melihat peramal takdir seperti yang ada di pasaraya-pasaraya.

Ijarah (mengupah, menerima upah, menyewa atau mempersewakan)
56. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Allah tidak mengutus seorang Nabi melainkan orang itu gembala kambing. Para sahabat bertanya, ‘Dan anda sendiri bagaimana?’
Jawab Nabi saw, “Ya, aku pernah gembala kambing orang Mekah dengan (upah) beberapa qirath (nama mata wang lama).

Hawalah (memindahkah hak pembayaran hutang)
Contoh Hawalah : A berhutang pada B dan B berhutang pada C. Dengan persetujuan ketiga-tiganya, A terus membayar hutangnya kepada C.


57. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Orang kaya (berkemampuan) yang melambat-lambatkan (membayar hutang, zakat harta dan lain-lain kewajipan yang perlu dibayarnya) adalah zalim. Apabila seorang di antara mu dipindahkan hutang piutangnya kepada orang yang berpunya (kaya) hendaklah diturutinya (ditagih).”

Pertanian
58. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Seorang Muslim yang menanam pohon atau tanam-tanaman, lalu sebahagian hasilnya dimakan burung, manusia atau binatang maka orang yang menanam itu mendapat pahala.”

59. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang memelihara anjing; selain anjing penjaga perkebunan atau penjaga ternak maka pahala amal orang itu berkurang setiap harinya satu ‘qirath’ (ukuran timbangan yang bermaksud sebahagian).

Dalam sebuah riwayat lain : “Selain anjing penjaga kambing, perkebunan atau untuk berburu.” 


60. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang mempunyai tanah, hendaklah tanah itu ditanaminya atau berikan kepada saudaranya. Seandainya ia tidak suka memberikannya kepada orang lain, maka hendaklah tanah itu tetap dimilikinya.”

Hadis Shahih Muslim


Muslimin yang Baik

1. Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a :
Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw, “Orang Islam yang bagaimanakah yang paling baik?” Jawab Rasulullah saw, “Ialah orang-orang yang menjaga orang-orang Islam lainnya dari bencana lidah dan perbuatannya”.


2. Dari Anas bin Malik r.a :
 Rasulullah saw bersabda, "Belum sempurna iman seseorang kamu sebelum ia mencintaiku melebihi daripada cintanya kepada anaknya, kepada bapanya dan kepada manusia semuanya.

3. Dari Abu Hurairah r.a dan dari Abu Syuraikh Al-Khuza’iy r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang iman dengan Allah dan hari kiamat, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya. Siapa yang iman dengan Allah dan hari kiamat, hendaklah dia memuliakan tetamunya, dan siapa yang iman dengan Allah dan hari kiamat, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” 


4. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Kamu tidak dapt masuk syurga, sebelum kamu beriman, dan kamu belum dapat dikatakan mukmin sebelum kamu kasih mengasihi satu sama lain. Sukakah kamu aku tunjukkan jalan untuk berkasih-kasihan? Galakkanlah salam antara sesamamu.” 



Tanda-Tanda Munafik

5. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Tanda-tanda munafik itu ada tiga,

(1) Apabila berbicara, dia dusta


(2) Apabila berjanji dia mungkir


(3) Apabila dipercayai, dia khianat.”


Mengatakan Orang Muslim Kafir

6. Dari Ibnu Umar r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang berkata kepada saudaranya, ‘Hai Kafir!’ maka ucapan itu kembali kepada salah seorang antara keduanya. Jika apa yang diucapkannya benar, maka ucapan itu tertuju kepada orang yang dipanggil. Jika tidak, maka ucapan itu tertuju kepada yang mengucapkan.”

Membenci Bapa

7. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kamu membenci bapa kamu. Sesiapa yang benci pada kepada bapanya, maka dia kafir.”

8. Dari Saad bin Abu Waqqash r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang mengaku ‘Bapa’ pada orang lain, padahal dia sedar bahawa orang itu bukan bapanya, maka haram syurga baginya.”

Mencaci Orang Mukmin

9. Dari Abdullah bin Umar r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Hati-hatilah kamu! Jangan lah kamu kafir kembali sepeninggalanku, di mana sebahagian kamu membunuh sebahagian yang lain (perang saudara).”

10. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Ada dua perkara pada manusia yang keduanya dapat menyebabkan mereka kafir, (1) Mencela keturunan (2) Meratapi mayat.”

Hujan dan Bintang

11. Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani r.a :
Rasulullah saw mengimami kami solat subuh di Hudaibiyah, sesudah tadi malamnya hujan turun.

Setelah selesai solat, Nabi saw menghadap kepada orang ramai, lalu bersabda, “Tahukan anda sekalian, apa yang telah difirmankan oleh Tuhan anda?” Jawab mereka, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Sabda Nabi saw, “Allah berfirman; Ketika hamba-hambaKu bangun pagi-pagi, diantaranya ada yang mukmin ada yang kafir.


Siapa yang berkata hari hujan kerana kurnia dan nikmat Allah, maka dia itu mukmin (iman) dengan-Ku, kafir dengan bintang-bintang. Siapa yang berkata hari hujan kerana bintang ini dan bintang itu, maka dia kafir dengan-Ku, iman dengan bintang-bintang.” 


12. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Apabila anak Adam membaca ayat sajdah lalu dia sujud; maka syaitan jatuh sambil menangis. Katanya, ‘Celaka aku! Anak Adam disuruh sujud, lalu mendapat syurga. Aku disuruh sujud, tetapi aku menolak, maka untukku neraka’.”

Istilah Kafir bagi yang Meninggalkan Solat

13. Dari Jabir r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tali penghubung antara seseorang dengan syirik dan kafir, ialah meninggalkan solat.”

Amal yang Paling Utama

14. Dari Abu Hurairah r.a :
Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Amal yang bagaimanakah yang paling utama?’ Jawab Nabi saw, “Iman dengan Allah.”

Tanyanya pula, ‘Kemudian apa?’ Jawab Nabi saw, “Jihad fi Sabilillah.” Tanyanya pula, ‘Kemudian apa lagi?’ Jawab Nabi saw, “Haji yang mabrur.” 


15. Dari Abu Dzar r.a :
Aku bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Amal yang bagaimanakah yang paling utama?’ Jawab Nabi saw, “Iman dengan Allah dan jihad di jalan-Nya.” Tanyaku, ‘Budak yang bagaimanakah yang paling utama?’ Jawab Nabi saw, “Yang disenangi majikannya dan yang paling mahal harganya.” Tanyaku, ‘Jika aku tidak sanggup?’ Jawan Nabi saw, “Menolong orang bertukang, atau menyudahkan bengkalai orang yang tak sanggup menyelesaikannya.”

Tanyaku, ‘Bagaimana pendapat Anda (Nabi saw), jika aku tidak sanggup melakukan sesuatu?’ Jawab Nabi saw, “Jagalah jangan sampai engkau berbuat jahat kepada orang lain. Maka yang demikian itu merupakan sedekah darimu untuk dirimu sendiri.” 


16. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a :
katanya dia bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Amal yang bagaimanakah yang paling utama?’ Jawabnya, “Solat pada waktunya.” ‘Kemudian itu apa?’ tanyaku. Jawab Nabi saw, “Berbuat kebajikan pada ibu bapa.” ‘Kemudian itu apa?’ tanyaku lagi. Jawab beliau (Nabi saw), “Jihad fi Sabilillah!” ‘Aku sebenarnya hendak bertanya lagi, tetapi aku cukupkan sedemikian.’

Dosa yang Paling Besar

17. Dari Abdullah r.a :
katanya dia bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?” Jawab Nabi saw, “Menyekutukan Allah, padahal Dia sendiri yang menjadikanmu.” ‘Yang demikian itu sangat besar dosanya,’ kataku. ‘Kemudian apa lagi?’ Jawab Nabi saw, “Membunuh anakmu sendiri kerana takut melarat (miskin-pent).” ‘Kemudian apa lagi,’ tanyaku pula. Jawab beliau (Nabi saw), “Berzina dengan isteri tetanggamu.” (Lihat Surah Al-Furqan [25] : 68)

18. Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah r.a , dari bapanya, katanya :
‘Kami berada di sisi Rasulullah saw, lalu beliau bersabda, “Perhatikanlah! Ku beritahukan kepada kamu sekalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar. (Rasulullah saw mengucapkannya tiga kali) :
(1) Mempersekutukan Allah
(2) Derhaka kepada ibu bapa
(3) Sumpah palsu.”

19. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan :
(1) Mempersekutukan Allah
(2) Sihir
(3) Membunuh orang yang telah dilarang membunuhnya, kecuali kerana alas an yang dibenarkan Allah (seperti qisas)
(4) Memakan harta anak yatim
(5) Memakan riba
(6) Lari dari medan pertempuran
(7) Menuduh wanita mukminah yang baik dan tahu memelihara diri, berbuat jahat (zina).” 

20. Dari Abdullah bin Amru bin Ash : Rasulullah saw bersabda, “Mencaci ibu bapa termasuk dosa besar.” Para sahabat bertanya, ‘Adakah orang yang mencaci ibu bapanya?’ Jawab Nabi saw, “Ya, ada! Dicacinya bapa orang lain, lantas orang itu mencaci bapanya pula. Dicacinya ibu orang lain, lalu orang itu mencaci ibunya pula.”

Sifat Sombong

21. Dari ‘Abdullah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Tidak dapat masuk neraka seseorang yang terdapat iman di dalam hatinya walaupun hanya sebesar zarah; dan tidak akan masuk syurga seorang yang terdapat di dalam hatinya kesombongan walaupun hanya seberat biji bayam.”

Mengacukan Senjata dan Menipu Kaum Muslimin

22. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang menodongkan (mengacukan) senjata kepada kita, mereka itu tidak termasuk golongan kita, dan siapa yang menipu kita, tidak termasuk golongan kita juga.”

Berita yang Mengacaukan

23. Dari Hudzaifah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Tidak dapat masuk syurga, orang-orang yang menyiar-nyiarkan berita untuk mengacau (merusuh).”

Orang yang Tidak Dipedulikan Allah

24. Dari Abu Dzar r.a :
Nabi saw bersabda, “Ada tiga golongan di mana Allah tidak akan bercakap dengan mereka pada hari kiamat. Mereka itu ialah:

(1).
Orang yang suka memberi (menderma), tetapi suka menyebut-nyebut pemberiannya itu.

(2).
Orang yang menawar-nawarkan dagangannya (peniaga) dengan sumpah palsu.

(3).
Orang yang suka berpakaian berjela-jela kerana sangat luasnya.

Keterangan Hadis Orang Bernombor (3) :
Rasulullah saw melarang berpakaian demikian kerana ada pakaian bangsa Arab yang labuh untuk menunjukkan dirinya orang kaya atau bangsawan. Dilarang kerana kesombongan.

Tambahan Blog :
Sesuai dengan sebuah hadis dari Imam Malik dalam Al-Muwattho’:
Dari ‘Abdullah ibn Umar :
Nabi saw bersabda, “Seseorang yang menyeret (labuh) pakaiannya kerana kesombongan tidak akan dilihat oleh Allah pada Hari Kebangkitan.”

Bunuh Diri

25. Dari Tsabit bin Dhahhak r.a :
Nabi saw bersabda, “Siapa yang bersumpah menurut cara suatu agama selain Islam, baik sumpahnya itu dusta atau sengaja, maka orang itu akan mengalami sumpahnya sendiri. Siapa yang bunuh diri dengan suatu cara, Allah akan menyiksanya di neraka jahanam dengan cara itu pula.”

Amal Sebelum Islam

27. Dari Abdullah r.a :
Orang banyak bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Ya Rasulullah! Apakah kami akan disiksa kerana perbuatan kami pada masa jahiliyah?’ Jawab Nabi saw, “Siapa yang baik Islamnya, dia tidak akan disiksa kerana amalnya masa jahiliyah. Akan tetapi siapa yang buruk Islamnya (munafik), maka dia akan disiksa kerana amalnya pada masa jahiliyah dan masa Islam.”

Bisikan-Bisikan Hati

28. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak akan ambil peduli terhadap umatku, selama yang berbicara hatinya, tetapi belum diucapkannya atau belum dilaksanakannya.”

29. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Apabila hamba-Ku berniat hendak melakukan suatu kebajikan tetapi belum dilaksanakannya, Aku tulis untuknya sepuluh sampai tujuh ratus ganda kebajikan.

Apabila dia berniat hendak melakukan suatu kejahatan, tetapi belum dilaksanakannya, tidak Ku tulis apa-apa baginya. Jika dilaksanakannya, Ku tulis untuknya satu kejahatan.” 


30. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Syaitan akan datang kepada anda bertanya, siapakah yang menciptakan ini dan itu? Sehingga akhirnya dia bertanya, siapa pula yang menciptakan Tuhanmu itu? Apabila sudah sampai ke situ, maka berlindunglah dengan Allah (mengucapkan A’udzubillahi minasy syaito nirrojim), dan sudahilah.”

Islam Akan Kembali Asing Seperti Mulanya

31. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Islam pada mulanya asing dan akan kembali asing seperti semula. Maka berbahagialah kiranya yang terasing.”

32. Dari Anas r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Belum akan terjadi kiamat, selama masih ada orang yang iman kepada Allah di muka bumi ini.”

Wajib Beriman Dengan Risalah Nabi Muhammad saw

33. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Setiap Nabi yang diutus Allah dibekali dengan bukti-bukti, sebagai mukjizat bagi mereka agar umat manusia beriman kepada mereka. Sedangkan aku dibekali dengan wahyu yang diwahyukan Allah kepadaku (Al-Quran). Kerana itu aku penuh harap bahawa umatkulah nanti yang terbanyak di hari kiamat.”

34. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, setiap orang yang telah mendengar Risalahku, baik ia Yahudi atau Nasrani, kemudian dia mati tanpa iman dengan Risalahku itu, maka dia pasti masuk neraka.”

Menjelang Kiamat - Apabila Nabi Isa Turun

35. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya telah dekat masa Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu.

Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang pun lagi yang bersedia menerima pemberian.” 


36. Dari Jabir bin Abdullah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Akan senantiasa ada hingga hari kiamat, segolongan umatku yang berjuang menegakkan kebenaran dan mereka pasti menang.”

Kata Nabi saw selanjutnya : “Sementara itu Nabi Isa a.s akan turun ke tengah-tengah umat. Lalu pemimpin-pemimpin mereka berkata kepadanya, ‘Sudilah Anda solat dan menjadi pemimpin kami.’


Jawab Nabi Isa a.s, ‘Tidak! Masing-masing kamu boleh menjadi pemimpin bagi yang lain, selaku suatu kehormatan yang dilimpahkan Allah kepada umat ini.” 


37. Dari Abu hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Belum akan terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari barat. Apabila matahari telah terbit di barat, manusia akan iman semuanya. Tetapi ketika itu imannya tiada berguna lagi apabila sebelumnya dia tiada beriman, atau tiada berbuat kebajikan dengan imannya itu.”

38. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga perkara, apabila ketiganya terwujud, maka iman seseorang tiada berguna lagi apabila dia belum iman sebelumnya atau tiada berbuat kebajikan dengan imannya itu. Iaitu;

[1]. Apabila matahari terbit dari barat.

[2]. Dajjal keluar.
[3]. Dabbah (binatang melata) berkeliaran di muka bumi.”

39. Dari Abu Dzar r.a :
Nabi saw bersabda, “Tahukah anda semua, ke manakah matahari itu pergi?” Jawab mereka, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Sabda Nabi saw, “Dia (matahari) berjalan sampai ke perhentiannya di bawah Arasy, lalu di sana dia sujud. Dia senantiasa sujud sampai datang perintah: Bangkitlah, dan kembali ke tempatmu semula.

Dia pun pergi dan muncul lagi di tempatnya semula. Kemudian dia berjalan sampai hingga sampai pula di tempatnya di bawah Arasy, lalu di sana dia sujud sampai datang pula perintah: Bangkitlah dan kembali ke tempatmu semula. Dia pun pergi dan terbit di tempatnya semula.


Kemudian ia berputar pula, tidak pernah membantah sedikit jua pun hingga ia sampai pula kembali di tempatnya di bawah Arasy. Tiba-tiba ia mendapat perintah: Bangkitlah, dan muncullah di tempat engkau biasa tenggelam. Maka terbitlah ia di barat.”


Sabda Rasulullah saw, “Tahukah anda semua, bilakah itu akan terjadi? Ialah (ia terjadi) pada hari di mana iman seseorang tiada berguna lagi jika sebelumnya dia tidak beriman, atau tidak berbuat suatu kebajikan dengan imannya itu.” 


Perihal Melihat Allah

41. Dari Masruq r.a, katanya :
Aku bertanya kepada ‘Aisyah r.a, ‘Bagaimana pendapat anda tentang firman Allah ‘Kemudian dia mendekat dan bertambah dekat. Maka jaraknya kini hanya antara dua anak panah atau lebih dekat. Lalu Dia mewahyukan kepada hamba-Nya’ (Surah An-Najm [53] : 8-10).

Jawab ‘Aisyah r.a, ‘Itu adalah Jibril ‘alaihis salam. Dia biasanya datang dalam bentuk seorang lelaki, tetapi kali ini dalam bentuknya yang asli, sehingga menutupi ufuk langit. [0145]


42. Dari Abu Dzar r.a, katanya :
Aku bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Adakah anda melihat Allah?’ Jawab beliau (Nabi saw), “Dia Maha Cahaya, bagaimana aku mungkin melihat-Nya?”

43. Dari Abu Musa r.a, katanya :
Pada suatu ketika Rasulullah saw mengajarkan kepada kami empat perkara;

(1). Allah ‘azza wa jalla tidak pernah tidur dan mustahil Dia tidur.


(2). Allah yang menentukan tinggi atau rendahnya nilai amal seseorang.


(3). Allah menerima amal yang diperbuat seseorang di waktu malam pada siang hari dan menerima amal siang di waktu malam.


(4). Tirai-Nya ialah cahaya. (Di dalam riwayat Abu Bakar r.a , perawi lain-disebutkan api). Jikalau tirai itu dibuka, maka terbakarlah segala yang ada, di mana penglihatan Allah sampai kepada-Nya. 


44. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasululullah saw bersabda, “Sekurang-kurang (serendah-rendah) kedudukan seseorang di syurga, seperti firman Allah kepadanya : ‘Mintalah apa yang kamu inginkan!’ Maka dimintanyalah apa yang diinginkannya.

Kemudian Allah berfirman pula, ‘Adakah permintaan mu yang lain?’ ‘Ya, ada.’ Jawabnya. Maka berfirman Allah kepadanya, ‘Untukmu segala yang kamu inginkan dan Ku tambah sebanyak itu pula.’”


Maksudnya :
Serendah-rendah kedudukan penghuni syurga adalah ia mendapat segala apa yang diinginnya. Bagaimana pula kurniaan kepada penghuni syurga yang tinggi kedudukannya? Sesuatu yang tidak dapat dibayangkan. Betapa Maha Pemurah, Maha Penyayang dan Maha Pengasihnya Allah kepada makhluknya.

Syafaat (Pembelaan)

45. Dari Anas bin Malik r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ sedangkan dalam hatinya terdapat iman seberat biji gandum. Kemudian orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ dan di dalam hatinya terdapat iman seberat beras. Kemudian yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ dan di dalam hatinya terdapat iman seberat debu.”

46. Dari Anas bin Malik r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Aku adalah orang yang pertama-tama menjadi pembela di syurga. Tidak seorang pun di antara para Nabi yang mempunyai pengikut sebanyak umatku. Bahkan ada Nabi yang pengikutnya hanya seorang.”

47. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Setiap Nabi mempunyai doa mustajab, kerana itu para Nabi segera memanfaatkan doanya itu. Tetapi aku, akan ku manfaatkan nanti untuk membela (memberi syafaat) umat ku di hari kiamat. Insya Allah doa ku itu akan mencapai setiap umat ku yang mati dengan tidak menyekutukan Allah.”

Mengutamakan Amal Ibadat yang Konsisten

48. Dari Aisyah r.a, katanya :
Rasulullah saw pernah ditanya oleh orang, ‘Amal yang bagaimanakah yang paling disukai Allah?’ Jawab Rasulullah saw, “amal yang dikerjakan secara tetap walaupun sedikit (berterusan).”

49. Dari Aisyah r.a :
(Diringkaskan).. Rasulullah saw bersabda, “Beribadatlah sesuai dengan kemampuan mu. Demi Allah! Dia tidak pernah bosan memberi pahala, sehingga kamu sendiri yang bosan mengerjakan amal ibadat mu. Dan amal yang paling disukai Allah ialah yang dikerjakan secara tetap (berterusan) oleh pelakunya.”

Keutamaan Pembaca Al-Quran

50. Dari Abu Musa r.a : Nabi saw bersabda, “Sering-seringlah (amalkanlah) membaca Al-Quran, kerana demi Allah, dia (Al-Quran itu) lebih cepat lepas daripada unta di tambatannya.”

Penjelasan :
Membaca Al-Quran merupakan satu kemahiran dan apabila tidak diamalkan, kemahiran itu dengan mudah akan hilang. Sama juga kepada para penghafal Al-Quran, apabila tidak diamalkan, ingatannya pada ayat-ayat Al-Quran itu akan hilang. Wallahu’alam.

51. Dari ‘Aisyah r.ha :
Rasulullah saw bersabda, “Orang (mukmin) yang mahir membaca Al-Quran maka kedudukannya di akhirat ditemani para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al-Quran padahal dia gagap sehingga sulit baginya membacanya (kurang mahir), maka dia mendapat pahala ganda.”

Keutamaan Surah Al-Ikhlas

52. Dari Abu Darda’ r.a :
Nabi saw bersabda, “Tidak sanggupkah kamu membaca sepertiga Quran dalam semalam?” Mereka balik bertanya, ‘Bagaimana cara membaca sepertiganya?’ Jawab Nabi saw, “Qul huwallahu ahad.....(Surah Al-Ikhlas) sama dengan sepertiga Al-Quran.”

Keutamaan Mu’awwidzatain

53. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Tahukah kamu beberapa ayat yang diturunkan Allah tadi malam dan yang belum pernah ada bandingannya? Ayat-ayat itu ialah : (Surah Al-Falaq dan An-Naas).”

PERHATIAN :
Setiap ayat Al-Quran kesemuanya adalah utama, mulia dan penuh kehebatannya. Ditulis di sini hanyalah sebahagian ayat yang mudah kita amalkan sahaja.

Mengamalkan Ajaran Al-Quran

54. Dari ‘Amir bin Watsilah r.a, katanya :
Bahawasanya Nafi’ bin ‘Abdul Harits pada suatu ketika bertemu dengan Khalifah Umar r.a di Usfan.

(
Diringkaskan – Hadis ini mengenai Umar r.a bertanya kepada Nafi’, mengapa diangkat Ibnu Abza (hamba yang dimerdekakan) menjadi ketua bagi penduduk Wadi. Lalu Nafi’ menerangkan, bahawa Ibnu Abza mempunyai kefahaman mengenai Al-Quran dan pakar ilmu faraid kerana itulah dia diangkat menjadi ketua di situ)

Kata Umar r.a, ‘Benar! Nabi saw pernah bersabda, “Bahawasanya Allah akan memuliakan suatu kaum dengan Kitab ini (Al-Quran) dan menghinakan yang lain.” 


Penjelasan :
Sesuatu kaum hanya akan dimuliakan apabila mereka berpegang kepada Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman sebenar. Berpegang kepada selain daripada itu hanyalah kehinaan.

Jumaat

55. Dari Abu Hurairah r.a :
Nabi saw bersabda, “Adalah suatu (kewajipan) bagi setiap orang Muslim terhadap Allah, mandi (sekurang-kurangnya) sekali seminggu, iaitu mencuci kepala dan seluruh tubuhnya.”

56. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Bila engkau berkata kepada kepada sahabatmu, ‘Diam!’, padahal imam sedang berkhutbah, maka sesungguhnya percuma sajalah Jumaat kamu.” (Maksudnya : Dilarang bercakap ketika khutbah kerana boleh menyebabkan hilang pahala Jumaat itu)

57. Dari Abu Hurairah r.a :
Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya pada hari Jumaat itu ada suatu saat, apabila seseorang memohon kebajikan (berdoa) kepada Allah pada saat itu, nescaya Allah akan mengabulkan permohonannya itu dan saat itu hanya sebentar.” [0804]

58. Dari Abu Burdah bin Abu Musa Al-Asy’ari r.a :
Abdullah bin ‘Umar pernah bertanya kepadaku, ‘Pernahkah anda mendengar bapa anda menyampaikan hadis Rasulullah saw tentang suatu saat (yang makbul) di hari Jumaat?’

Jawabku, ‘Ya, aku pernah dengar beliau (Nabi saw) mengatakan, bahawa dia mendengar Rasulullah saw bersabda, “Saat itu ialah di antara imam duduk hingga selesai solat (Jumaat).” 


59. Dari Abu Hurairah r.a :
Nabi saw bersabda, “Sebaik-baik hari ialah hari Jumaat, kerana pada hari itu Adam dijadikan. Pada hari itu dia masuk syurga, pada hari itu pula dia keluar daripadanya dan tidak terjadi kiamat melainkan pada hari Jumaat.”

60. Dari Abu Hurairah r.a
: Rasulullah saw bersabda, “Apabila hari Jumaat telah tiba, para malaikat berdiri di setiap pintu masjid, mencatat orang yang pertama-tama datang dan seterusnya. Apabila imam telah datang (naik mimbar), mereka (malaikat) tutup buku (catatan) mereka dan sesudah itu mereka pergi mendengarkan khutbah.

Perumpamaan orang yang datang pertama-tama, ialah (pahalanya) seperti orang yang bersedekah unta.


Kemudian orang yang datang sesudah itu seperti orang yang bersedekah lembu. Kemudian seperti orang yang bersedekah kibasy (kambing).


Kemudian seperti orang yang bersedekah ayam dan kemudian seperti orang yang bersedekah telur.” 


61. Dari Abu Hurairah r.a :
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang berwudhuk dan menyempurnakan wudhuknya, sesudah itu dia pergi ke (masjid untuk solat) Jumaat dan mendengarkan khutbah dengan tenang, maka diampuni Allah dosa-dosanya hingga Jumaat yang akan datang, tambah tiga hari (lagi).

Dan siapa yang memegang-megang kerikil (memegang tasbih atau seumpamanya untuk berzikir ketika imam berkhutbah) maka percuma sajalah Jumaatnya (iaitu, hilang pahala Jumaatnya).” 


Penjelasan :
Apabila imam sedang berkhutbah hendaklah mendengar dengan khusyuk dan tidak boleh berbuat apa-apa walaupun dengan membaca Al-Quran atau berzikir, apalagi bercakap, makan pisang, bermain-main karpet masjid dan seumpamanya agar mendapat pahala Jumaat tersebut.